Ulfiana
Nabi adalah utusan Tuhan yang segala
ucapannya tidak patut untuk didustakan. Segala yang berasal darinya sudah tentu
benar. Namun di pihak lain menyatakan bahwa perkataan Nabi tidak lain adalah sebuah
kebohongan belaka. Menurutnya, apa yang diucapkan oleh Nabi hanyalah sebuah takhyil
(khayalan) yakni Nabi menerangkan sesuatu dengan menggunakan khayalan. Namun
di sisi lain terdapat kelompok yang mengatakan bahwa yang segala yang dikatakan
Nabi adalah kiasan. Kelompok ini tidaklah begitu menyeleweng atas pendapatnya
akan tetapi di pihak lain menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan sebuah
kebohongan. Sehingga tampillah kelompok-kelompok yang menentang pendapat
tersebut dan ingin meneguhkan kenabian (nubuwwat) Nabi Muhammad. Segala yang
berasal dari Nabi menurut Ibn Taimiyah merupakan sebuah penjelasan.
Ibn Taimiyah menyebutkan bahwa ada tiga
kelompok yang berpendapat mengenai apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut. Pertama,
mereka mengutamakan teori, dalil, dan ilmu. Namun kelompok ini mencampuradukkan
antara yang benar dengan yang salah. Lalu golongan kedua yang
menginterpretasikan menggunakan al-Qur’an dan hadis namun daripadanyalah timbul
faham bahwa al-Qur’an adalah makhluk (diciptakan), dan faham bahwa Allah tidak
dapat dilihat oleh mata ketika di akhirat.Sehingga kelompok ini masuk dalam
kategori mlenceng. Ketiga adalah kelompok yang memurnikan ajaran Nabi
sehingga kelompok ini terkesan selalu mengkafirkan golongan lainnya karena
mereka tidak merujuk pada al-Qur’an dan hadis. Ibn Taimiyah inilah yang setuju
terhadap kelompok ketiga karena tidak telah kembali kepada al-Qur’an dan hadis.
Menurut Ibn Taimiyah, orang-orang yang
keliru adalah orang-orang yang berpaling dari al-Qur’an dan hadis. Para ahli kalam
menyebutkan bahwa al-Qur’an itu menggunakan metode retorik yang hanya memuaskan
publik, sedang ahli kalam menggunakan metode dialektik kemudian ahli filsafat
disebut-sebut menggunakan metode demonstratif. Pendapat ini dibantah oleh Ibn
Taimiyah bahwa al-Qur’anlah yang sebenarnya menggunakan metode demonstratif
(burhani).
Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar