Sore itu, seperti biasanya tampak segelintir mahasiswa duduk bersama di
pojokan besmen Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.
Entah apa yang diperbuat, corat-coret spidol di lantai, gumpalan asap rokok,
serta gelas per gelas kopi tampak selalu hadir menemani. Terdapat secuil
hal-hal aneh dari perilaku mahasiswa ini. Pembicaraan keseharian mereka adalah
mengenai logika dan filsafat.
Pembahasan itu merupakan hal yang selalu membuat mahasiswa umumnya
menunduk serta mengkerutkan dahi. Tetapi sebaliknya, sekelompok manusia yang
menamakan dirinya Pojok Inspirasi Ushuluddin (PIUSH) itu malah tampak seperti
membahas deretan cerita dongeng saat menyoal logika dan filsafat. Terkadang
tampak sembilu, senyam-senyum, bahkan terbahak-bahak hingga letupan tawa mereka
terdengar ke seluruh pelosok gedung kampus.
Tak selesai pada tataran diskusi, sebagaimana para intelektual
umumnya, diskusi tak bisa dilepaskan dari budaya tulis-menulis. Tulisan
merupakan ukuran yang dapat menggambarkan luas atau tidaknya pengetahuan
seseorang. Melalui tulisan, seseorang berproses menuju abadi. Artinya, jika
ucapan selamanya bergantung pada yang mengucapkan, maka tulisan sama sekali
tidak. Bahkan, ketika sang penulis pun mati, tulisan-tulisannya masih hidup
inilah yang menjadi faktor kesadaran kami meluncurkan situs ini. Situs ini independen dan samasekali tidak berpihak pada kepentingan institusi, lembaga atau organisasi tertentu kecuali PIUSH itu sendiri.