KULIAH MYSTICISM PART III
Hubungan Syariah Dan Mysticisme
1.
Bagaimana Hubungan Syariah Dan Mysticisme?
Pertanyaan ini lebih detil dan populer diturunkan dalam
bentuk pertanyaan, bagaimana hubungan Syariah, Tarikat, dan Hakikat (2 hal
terakhir adalah bagian Mysticisme)? Jawaban yang menarik adalah analogi Haidar
Alwi tentang kacang.
2. Bagaimana Penjelasan Pembagian Kacang Haidar Alwi Tersebut?
2. Bagaimana Penjelasan Pembagian Kacang Haidar Alwi Tersebut?
Pada kacang terdapat bagian-bagian berupa: kulit,
isi, dan minyak. Kulit kacang itu adalah Syariat yang bertugas melindungi,
isinya adalah Tarekat, dan minyaknya adalah hakikat. Hubungan ketiganya tidak
bersifat konvensional, melainkan eksistensial.
3. Apa Maksudnya Hubungan Konvensional, Dan Apa Bedanya Dengann Hubungan Eksistential?
3. Apa Maksudnya Hubungan Konvensional, Dan Apa Bedanya Dengann Hubungan Eksistential?
Konvensional berasal dari kata konvensi
(kesepakatan). Artinya pd hubungan yangbersifat konvensional kta bs saja
mengubah urutan jika memang itulah kesepakatannya. Tetapi pada hubungan
eksistensial, tidak bisa seenaknya mengubah tata urutnya karena memang bgitulah
eksistensi (keberadaan)-nya. Begitulah apa adanya.
4. Kenapa Syariah dikatakan melindungi?
4. Kenapa Syariah dikatakan melindungi?
Karena Syariat berisikan aturan untuk membatasi
manusia berbuat semaunya dalam beragama. Sekaligus pintu masuk bagi mereka yang
ingin mendaki ke tahap yang lebih tinggi.
5. Tahapan Apa Yang Dimaksud dan Apa Saja Pembagiannya?
5. Tahapan Apa Yang Dimaksud dan Apa Saja Pembagiannya?
Yangdimaksud adalah Being, yang dunianya terbagi ke
dalam 3 tahap:
a. Dzâhir (apparent world)
b. Mitsâl (imiganal world)
c. Bâthin (hidden world)
a. Dzâhir (apparent world)
b. Mitsâl (imiganal world)
c. Bâthin (hidden world)
Puncak dari pejalanan tahap-tahap ini adalah hakikat
di dunia Bâthin yang tidak lain adalah Tauhid.
6. Bisakah Seseorang Masuk Tarekat Tanpa Syariat?
6. Bisakah Seseorang Masuk Tarekat Tanpa Syariat?
Tidak bisa ! Alasannya karena banyak hal di dunia Dzâhir
ini yang tidak mampu dipahami manusia dan hal itu tentu menjadi penghambat
menuju tahap selanjutnya. Karena itu dibutuhkan sesuatu yang lain untuk menjadi
kunci penjelas dan pembuka jalannya. Kunci itu adalah Wahyu yang dalam bentuk hukum-hukum
lahirnya adalah Syariah.
7. Bagaimana Menjelaskan Adanya Orang-orang yang Memiliki Karomah Padahal Dia Tidak Menjalankan Syariah?
7. Bagaimana Menjelaskan Adanya Orang-orang yang Memiliki Karomah Padahal Dia Tidak Menjalankan Syariah?
Olah batin atau olahrasa tidak ubahnya seperti ola raga.
Bagi yang rajin berolahraga tentu ototnya sehat dan bisa melakukan beberapa hal
yang tidak bisa dilakukan mereka yang tidak olahraga. Demikian juga olahrasa,
bagi yang mengolahnya tentu akan mendapatkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh yang
tidak mengolahnya. Meski demikian, kemampuan supranatural yang dianggap karomah
tersebut tidak ada hubunganny dengan perjalanan yang benar menuju Tauhid.
Supernatural siapapun bisa tanpa perlu jalan Syariah, tapi itu bukan Tarikat
sebenarnya.
8. Tetapi kenapa Ada Perbedaan Syariat yang dibawa Muhammad dan Para Nabi Sebelumnya dan Ia Dianggap sebagai Paling Sempurna?
8. Tetapi kenapa Ada Perbedaan Syariat yang dibawa Muhammad dan Para Nabi Sebelumnya dan Ia Dianggap sebagai Paling Sempurna?
Allah memberi Wahyu kepada para nabi yang kemudian
tampak berbeda setidaknya karena pertimbangan 2 hal:
a. Kompleksitas persoalan umat yang mereka hadapi.
b. Tingkat kemampuan ketercerahan para nabi yangberbeda-beda, sehingga ajaran yang dibebankan kepada mereka juga berbeda-beda.
Kesempurnaan ajaran Muhammad terutama karena kompleksitas persoalan yang dihadapi lebih dari umat sebelumnya seiring perkembangan zaman. Karena itu, untuk menjawabnya tentu Allah menyediakan nabi yang juga paling siap untuk menerima ajaran yang lebih kompleks. Dialah Muhammad.
9. Tetapi Adakah Kesamaan Para Nabi dan Ajarannya Tersebut?
a. Kompleksitas persoalan umat yang mereka hadapi.
b. Tingkat kemampuan ketercerahan para nabi yangberbeda-beda, sehingga ajaran yang dibebankan kepada mereka juga berbeda-beda.
Kesempurnaan ajaran Muhammad terutama karena kompleksitas persoalan yang dihadapi lebih dari umat sebelumnya seiring perkembangan zaman. Karena itu, untuk menjawabnya tentu Allah menyediakan nabi yang juga paling siap untuk menerima ajaran yang lebih kompleks. Dialah Muhammad.
9. Tetapi Adakah Kesamaan Para Nabi dan Ajarannya Tersebut?
Ada. Keseluruhan Nabi ini memiliki kesamaan
setidaknya juga dalam 2 hal:
a. Mereka semua adalah contoh-conto teladan dengan derajat Insân Kâmil.
b. Mereka membawa ruh ajaran yang sama, yakni Tauhid.
10. Setelah Memasuki Syariat, Berarti Apa Itu Tarekat?
a. Mereka semua adalah contoh-conto teladan dengan derajat Insân Kâmil.
b. Mereka membawa ruh ajaran yang sama, yakni Tauhid.
10. Setelah Memasuki Syariat, Berarti Apa Itu Tarekat?
Baik Syariat maupun Tarekat sebenranya berarti
jalan. Syariat adalah jalan menuju Tarekat, dan Tarekat adalah jalan menuju
hakikat. Di sini Tarekat juga berfungsi sebagai pelindung dan juga pintu menuju
tahap lebih tinggi.
11. Bagaimana Tarekat Bisa Dikatakan pelindung?
11. Bagaimana Tarekat Bisa Dikatakan pelindung?
Seperti halnya Syariah di dunia Dzâhir yang berfungsi
sebagai petunjuk atas ketidakmampuan manusia memahami segala yang tampak,
Tarekat juga sebagai petunjuk atas ketidakmampuan memahami segala di alam
Mitsâl. Keduanya membutuhkan Wahyu.
12. Lalu Apa Perbedaan Wahyu di Alam Dzâhir dan Alam Mitsâl?
12. Lalu Apa Perbedaan Wahyu di Alam Dzâhir dan Alam Mitsâl?
Sebelumnya harus kembali diingat bahw apara nabi juga
disebut sebagai Insân Kâmil. Ada juga bbrpa orang yang mampu sampai pada
tingkatan ini meski tentu tidak sampai pada level kekamilan para nabi. Di alam
Dzâhir, Wahyu atau ajaran yang dibawa oleh Insân Kâmil cukup dengan diikuti atau
meneladani (by following). Sementara dalam
Tarikat harus dengan bertemu langsung para Insân Kâmil (by meeting) yang populer dengan sebutan Mursyid.
13. Jadi Apa Yang dituju Tarikat?
13. Jadi Apa Yang dituju Tarikat?
Seperti dijelaskan sebelumnya, Tarikat adalah jalan
menuju Hakikat. Yakni perjalanan dari alam Mistâl ke alam Bâthin.
15. Jadi Kesimpulannya Bagaimana Hubungan Syarihah dan Mysticisme (Tarekat dan Hakikat)?
15. Jadi Kesimpulannya Bagaimana Hubungan Syarihah dan Mysticisme (Tarekat dan Hakikat)?
Mysticisme dan Syariah sejalan di mana titik temunya
adalah Tauhid. Seperti disinggung sebelumnya, keragaman Syariah yang dibawa
oleh para nabi ternyata memiliki kesamaan, yakni Tauhid.
Sementara Mysticisme adalah penjelas proses
perjalanan menuju Tauhid. Dengan demikian, Mysticisme di samping ruh juga bisa
dikatakan sebagai metodologi menuju perjalanan puncak Syariat.
By
Papi Udin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar