Menyambut Tamu dari Masa Lalu
Percaya
atau tidak, manusia dilahirkan ke dunia dengan “begitu saja” dan
sewenang-wenang. Di samping adanya kesewanang-wenangan itu--ketika kita telah
terlahir ke dunia ini-- manusia dipaksa untuk dihadapkan dengan berbagai macam masalah.
Sungguh sebuah misteri yang sangat sulit untuk dimengerti dan dipahami. Dan mungkin
berawal dari ketidakjelasan, menusia dituntut untuk dapat menjelaskan
ketidakjelasan hidup ini. Dari penjelasan itu, hasilnya ada dua kemungkinan,
yaitu hidup ini akan menjadi semakin jelas atau tetap berada pada keadaan yang
tidak jelas.
Keberadaan
manusia oleh sebagian pemikir diidentikan dengan aktivitas berpikirnya. Manusia
merupakan makhluk yang dibekali akal budi (rasio)
sebagai suatu daya kekuatan untuk menampung dan mengolah semua objek yang
ditransformasikan dari dunia luar. Aktivitas berfikir yang dilakukan oleh
manusia merupakan sesuatu yang dengan sendirinya membedakan manusia dengan makhluk
yang lainnya. Aktivitas berfikir bagi manusia dijadikan sebagai sesuatu yang
bersifat essensial (inti) dari
keberadaannya di dunia ini. Yang demikian ini secara sederhana digolongkan
sebagai para pemikir rasionalisme.
Terkadang
apa yang dipikirkan oleh manusia selalu melampaui dunia realitas yang sedang ia
hadapi. Meskipun ada sebagian dari para pemikir mengemukakan bahwa manusia
tidaklah mungkin memikirkan sesuatu yang tidak pernah ia identifikasi di dunia
ini. Apa yang dipikirkan manusia pasti tidak akan pernah terlepas dari dunia
objektif. Dengan kata lain manusia memikirkan sesuatu yang ada, bukan sesuatu
yang tidak ada atau dimungkinkan keberadaannya. Pandangan seperti ini di dalam
tradisi filsafat Barat Modern digolongkan kepada para pemikir yang beraliran empirisme.
Peristiwa
bertemunya antara subjek dengan objek menghasilkan sesuatu yang disebut dengan
pengetahuan. Manusia yang mengetahui ini dan itu, karena ia mempunyai sebuah
pengalaman tertentu terhadap objek yang ia temui. Sifat dasariah subjek manusia
adalah bahwa ia selalu mengarah (intensionality)
kepada suatu objek tertentu.
Yang
menarik adalah bahwa ketika manusia yang sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya
ia sedang menghadirkan sesuatu yang bukan sedang ia hadapi pada saat itu. Yang
ia hadirkan ialah sesuatu yang telah berlalu. Segala bentuk gambaran (image) yang berada di dalam pikiran
manusia merupakan sesuatu hal yang berada pada suatu dimensi ruang tertentu dan
merujuk pada waktu tertentu juga yang telah menjadi sebuah pengalaman.
Saat
dibutuhkan, segala bentuk pengalaman dari objek-objek tertentu dihadirkan dalam
satu wadah dan satu aktivitas yang disebut dengan berpikir. Berpikir merupakan
suatu proses penyusunan (sistematisasi)
semua file yang sudah disimpan di
dalam pikiran manusia.
Terkadang,
manusia mulai berpikir secara serius dan intens
ketika ia sedang menghadapi suatu masalah tertentu. semua masalah itu tidaklah
terlalu perlu dan penting, tapi pertanyaannya adalah mengapa harus terjadi?
Sebelum melakukan sebuah tindakan real, manusia terlebih dahulu melakukan
sebuah perenungan untuk memikirkan peristiwa tertentu dan memikirkan solusi
yang tepat bagi masalah itu.
Satu contoh kasus adalah seperti ketika para
pemikir Muslim mencoba untuk mencari sebuah solusi baru untuk menyelesaikan
semua problem yang terjadi di dalam penomena masyarakat Islam. Untuk
mendapatkan solusi itu, langkah awal yang dilakukan adalah memikirkan semua peristiwa
yang terjadi, yang dapat dijadikan sebuah alasan tertentu mengapa umat Islam
saat ini mengalami sebuah stagnasi dalam kehidupan sosial. Dengan cara begitu,
lantas akan ditemukan sebuah solusi konstruksif untuk menyelesaikan semua
problematika yang terjadi.
Jadi,
aktivitas berpikir adalah sebuah peristiwa di mana manusia sedang menghadirkan tamu dari masa lalu. Tamu dari
masa lalu ini terkadang kita abaikan begitu saja tanpa ada sambutan hangat
sebagaimana layaknya tamu istimewa. Tamu dari masa lalu ini berupa data-data
atau gambaran-gambaran yang sangat penting dan harus disambut dengan rasa
hangat nan penuh kemesraan. Sekarang,
sudah saatnya kita menyambut dengan mesra tamu dari masa lalu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar