BREAKING

Minggu, 01 Juli 2012

Menyambut Tamu dari Masa Lalu

Menyambut Tamu dari Masa Lalu
Percaya atau tidak, manusia dilahirkan ke dunia dengan “begitu saja” dan sewenang-wenang. Di samping adanya kesewanang-wenangan itu--ketika kita telah terlahir ke dunia ini-- manusia dipaksa untuk dihadapkan dengan berbagai macam masalah. Sungguh sebuah misteri yang sangat sulit untuk dimengerti dan dipahami. Dan mungkin berawal dari ketidakjelasan, menusia dituntut untuk dapat menjelaskan ketidakjelasan hidup ini. Dari penjelasan itu, hasilnya ada dua kemungkinan, yaitu hidup ini akan menjadi semakin jelas atau tetap berada pada keadaan yang tidak jelas.
Keberadaan manusia oleh sebagian pemikir diidentikan dengan aktivitas berpikirnya. Manusia merupakan makhluk yang dibekali akal budi (rasio) sebagai suatu daya kekuatan untuk menampung dan mengolah semua objek yang ditransformasikan dari dunia luar. Aktivitas berfikir yang dilakukan oleh manusia merupakan sesuatu yang dengan sendirinya membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Aktivitas berfikir bagi manusia dijadikan sebagai sesuatu yang bersifat essensial (inti) dari keberadaannya di dunia ini. Yang demikian ini secara sederhana digolongkan sebagai para pemikir rasionalisme.
Terkadang apa yang dipikirkan oleh manusia selalu melampaui dunia realitas yang sedang ia hadapi. Meskipun ada sebagian dari para pemikir mengemukakan bahwa manusia tidaklah mungkin memikirkan sesuatu yang tidak pernah ia identifikasi di dunia ini. Apa yang dipikirkan manusia pasti tidak akan pernah terlepas dari dunia objektif. Dengan kata lain manusia memikirkan sesuatu yang ada, bukan sesuatu yang tidak ada atau dimungkinkan keberadaannya. Pandangan seperti ini di dalam tradisi filsafat Barat Modern digolongkan kepada para pemikir yang beraliran empirisme.
Peristiwa bertemunya antara subjek dengan objek menghasilkan sesuatu yang disebut dengan pengetahuan. Manusia yang mengetahui ini dan itu, karena ia mempunyai sebuah pengalaman tertentu terhadap objek yang ia temui. Sifat dasariah subjek manusia adalah bahwa ia selalu mengarah (intensionality) kepada suatu objek tertentu.
Yang menarik adalah bahwa ketika manusia yang sedang memikirkan sesuatu, sebenarnya ia sedang menghadirkan sesuatu yang bukan sedang ia hadapi pada saat itu. Yang ia hadirkan ialah sesuatu yang telah berlalu. Segala bentuk gambaran (image) yang berada di dalam pikiran manusia merupakan sesuatu hal yang berada pada suatu dimensi ruang tertentu dan merujuk pada waktu tertentu juga yang telah menjadi sebuah pengalaman.
Saat dibutuhkan, segala bentuk pengalaman dari objek-objek tertentu dihadirkan dalam satu wadah dan satu aktivitas yang disebut dengan berpikir. Berpikir merupakan suatu proses penyusunan (sistematisasi) semua file yang sudah disimpan di dalam pikiran manusia.
Terkadang, manusia mulai berpikir secara serius dan intens ketika ia sedang menghadapi suatu masalah tertentu. semua masalah itu tidaklah terlalu perlu dan penting, tapi pertanyaannya adalah mengapa harus terjadi? Sebelum melakukan sebuah tindakan real, manusia terlebih dahulu melakukan sebuah perenungan untuk memikirkan peristiwa tertentu dan memikirkan solusi yang tepat bagi masalah itu.
 Satu contoh kasus adalah seperti ketika para pemikir Muslim mencoba untuk mencari sebuah solusi baru untuk menyelesaikan semua problem yang terjadi di dalam penomena masyarakat Islam. Untuk mendapatkan solusi itu, langkah awal yang dilakukan adalah memikirkan semua peristiwa yang terjadi, yang dapat dijadikan sebuah alasan tertentu mengapa umat Islam saat ini mengalami sebuah stagnasi dalam kehidupan sosial. Dengan cara begitu, lantas akan ditemukan sebuah solusi konstruksif untuk menyelesaikan semua problematika yang terjadi.
Jadi, aktivitas berpikir adalah sebuah peristiwa di mana manusia sedang  menghadirkan tamu dari masa lalu. Tamu dari masa lalu ini terkadang kita abaikan begitu saja tanpa ada sambutan hangat sebagaimana layaknya tamu istimewa. Tamu dari masa lalu ini berupa data-data atau gambaran-gambaran yang sangat penting dan harus disambut dengan rasa hangat nan penuh kemesraan.  Sekarang, sudah saatnya kita menyambut dengan mesra tamu dari masa lalu itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube