DIRGAHAYU 67 HMI : SEBUAH
REFLEKSI KADER
Oleh: Ulfiana
Mendengar nama organisasi ini yaitu HMI
(Himpunan Mahasiswa Islam) maka tidak akan dapat luput dari sesosok nama yakni
Lafran Pane. Ia merupakan seorang penggagas berdirinya HMI. Himpunan Mahasiswa
Islam berdiri bukan dengan sekedar “kun
fayakun”, namun membutuhkan sebuah proses yang panjang hingga layarnya
dapat terkembang ke seluruh penjuru Indonesia. Organisasi ini pun berdiri bukan
tanpa alas an, namun kala itu Indonesia dalam gonjang-ganjing melawan
penjajah serta suburnya pertumbuhan paham komunis di kalangan masyarakat dan
mahasiswa, sedang HMI ingin menangkisnya.
Meski sosok Lafran Pane ini berulang kali
gagal dalam mengemukakan gagasannya mengenai HMI karena banyaknya organisasi
yang menentang, namun tekadnya tidak pernah padam untuk mendirikan organisasi
ini. Hingga pada tanggal 14 Rabi’ul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari
1947 organisasi ini berdiri dengan dukungan 14 orang lainnya, yakni: Kartono
Zarkasyi, Dahlan Husein, Siti Zainah,Maisaroh Hilal, Soewali, Yusdi Gozali, M.
Anwar, Hasan Basri, Marwan, TayebRazak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Mansyur dan
Zulkarnaen.
Bahkan ketika HMI telah berdiri dan dikenal
oleh banyak kalangan, HMI tidak lantas berdiri sebagai organisasi yang kokoh.
Namun organisasi ini melewati banyak fase yang penuh dengan tantangan dan
perjuangan. Dan kini HMI telah berusia 67 tahun, bagaimana kita harus
menjunjung dan merawatnya sebagai kader yang berkiprah di dalamnya agar tidak
menyimpang dari tujuan.
Dirgahayu HMI bukanlah saat untuk mengenang
perjuangan berdiri dan fasenya semata. Namun lebih dari itu bagaimana para
kader dapat melanjutkan perjuangan HMI dalam setiap masa agar tidak pernah
rapuh termakan oleh usia apalagi HMI kini telah berusia setengah abad. Sebagai
kader haruslah berkontribusi demi kekokohan dan mewujudkan tujuan yang
dikehendaki oleh HMI. Dan sebagai kader tidak layak jika mengharapkan agar HMI membesarkan
namanya akan tetapi bagaimana kita dapat membuat HMI besar dengan nama kita.
Tangga l5 Februari bukan pula saat untuk
berfoya-foya dengan taburan kembang api, tiup lilin, motong tumpeng atau lainnya sebagai rangka merayakan
kelahiran HMI. Pada tanggal itu setiap kader hendaknya sadar bahwa dirinya
sebagai sosok-sosok penerus perjuangan HMI. Karena organisasi ini tidak sekedar
sebagai organisasi mahasiswa akan tetapi iamemiliki kiprah penting bagi negara,
yaitu untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridlai Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Dengan demikian untuk mengenang berdirinya HMI
maka setiap kader hendaknya meningkatkan kesadaran akan perannya sebagai kader
yang siap untuk mengemban amanat dalam mewujudkan tujuan HMI. Organisasi ini
mengharapkan setiap kadernyam enjadi insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridloi AllahSubhanahuwa Ta’ala. Oleh karena itu, marilah
kita berproses dengan baik sebagaimana yang sering dinasihatkan para pendahulu
kita. YAKUSA
Jombang, 4 Februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar