BREAKING

Kamis, 06 Februari 2014

DIRGAHAYU 67 HMI : SEBUAH REFLEKSI KADER

DIRGAHAYU 67 HMI : SEBUAH REFLEKSI KADER
Oleh: Ulfiana


Mendengar nama organisasi ini yaitu HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) maka tidak akan dapat luput dari sesosok nama yakni Lafran Pane. Ia merupakan seorang penggagas berdirinya HMI. Himpunan Mahasiswa Islam berdiri bukan dengan sekedar “kun fayakun”, namun membutuhkan sebuah proses yang panjang hingga layarnya dapat terkembang ke seluruh penjuru Indonesia. Organisasi ini pun berdiri bukan tanpa alas an, namun kala itu Indonesia dalam gonjang-ganjing melawan penjajah serta suburnya pertumbuhan paham komunis di kalangan masyarakat dan mahasiswa, sedang HMI ingin menangkisnya.

Meski sosok Lafran Pane ini berulang kali gagal dalam mengemukakan gagasannya mengenai HMI karena banyaknya organisasi yang menentang, namun tekadnya tidak pernah padam untuk mendirikan organisasi ini. Hingga pada tanggal 14 Rabi’ul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947 organisasi ini berdiri dengan dukungan 14 orang lainnya, yakni: Kartono Zarkasyi, Dahlan Husein, Siti Zainah,Maisaroh Hilal, Soewali, Yusdi Gozali, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, TayebRazak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Mansyur dan Zulkarnaen.

Bahkan ketika HMI telah berdiri dan dikenal oleh banyak kalangan, HMI tidak lantas berdiri sebagai organisasi yang kokoh. Namun organisasi ini melewati banyak fase yang penuh dengan tantangan dan perjuangan. Dan kini HMI telah berusia 67 tahun, bagaimana kita harus menjunjung dan merawatnya sebagai kader yang berkiprah di dalamnya agar tidak menyimpang dari tujuan.

Dirgahayu HMI bukanlah saat untuk mengenang perjuangan berdiri dan fasenya semata. Namun lebih dari itu bagaimana para kader dapat melanjutkan perjuangan HMI dalam setiap masa agar tidak pernah rapuh termakan oleh usia apalagi HMI kini telah berusia setengah abad. Sebagai kader haruslah berkontribusi demi kekokohan dan mewujudkan tujuan yang dikehendaki oleh HMI. Dan sebagai kader tidak layak jika mengharapkan agar HMI membesarkan namanya akan tetapi bagaimana kita dapat membuat HMI besar dengan nama kita.
Tangga l5 Februari bukan pula saat untuk berfoya-foya dengan taburan kembang api, tiup lilin, motong tumpeng  atau lainnya sebagai rangka merayakan kelahiran HMI. Pada tanggal itu setiap kader hendaknya sadar bahwa dirinya sebagai sosok-sosok penerus perjuangan HMI. Karena organisasi ini tidak sekedar sebagai organisasi mahasiswa akan tetapi iamemiliki kiprah penting bagi negara, yaitu untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dengan demikian untuk mengenang berdirinya HMI maka setiap kader hendaknya meningkatkan kesadaran akan perannya sebagai kader yang siap untuk mengemban amanat dalam mewujudkan tujuan HMI. Organisasi ini mengharapkan setiap kadernyam enjadi insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridloi AllahSubhanahuwa Ta’ala. Oleh karena itu, marilah kita berproses dengan baik sebagaimana yang sering dinasihatkan para pendahulu kita. YAKUSA
Jombang, 4 Februari 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube