Sebuah Perenungan Awal Tentang Manusia
Oleh : Fauzan Anwar
Dibanding
makhluk lain, manusia merupakan makhluk yang sadar mempertanyakan keberadaan
dirinya dan alam sekitarnya. Sejak kecil bakat filosofis manusia muncul begitu
saja. Secara spontan dan tanpa berpikir masak-masak, seorang anak akan
mempertanyakan segala sesuatu mengenai dirinya, dari mana asalnya dan akan ke
mana arah hidupnya. Keberadaan dirinya sebagai hayawân al-nâthiq (hewan yang berpikir) telah menjadikan dirinya
sebagai subjek berpikir dan sekaligus objek yang dipikirkan fi`il, fa`il dan maf'ul bih.
Kemampuan
berpikirnya telah menjadikan dirinya sebagai makhluk yang selalu bertanya,
bahkan mempertanyakan dirinya sendiri, keberadaannya dan dunia sekelilingnya.
Dulu, orang-orang arif dan para ahli hikmah dalam memberi nasehat, biasanya
berpegang pada ungkapan, “kenalilah
dirimu!.”
Nasehat
demikian itu sama artinya dengan mengajukan pertanyaan, “siapakah sesungguhnya
engkau itu?”. Jawaban dari pertanyaan tersebut memang telah banyak diberikan,
namun tetap saja selubung misteri di seputar manusia masih belum dapat diungkap
sepenuhnya. Lain halnya dengan pencapaian pengetahuan manusia tentang dunia di
luar dirinya (makrokosmos), pencapaian pengetahuan manusia tentang dirinya
sendiri (mikrokosmos) justeru masih banyak menyisakan persoalan yang belum bisa
dijawab.
Pencapaiannya
pun tidak berbanding lurus dengan pencapaian pengetahuan manusia tentang alam
semesta yang mengalami banyak kemajuan. Menurut C.A. Van Peursen, eksistensi
manusia tetap merupakan teka-teki yang tidak pernah dapat dipecahkan sampai
tuntas. Jadi refleksikan hidup anda karena hidup yang tidak direfleksikan
adalah hidup yang tak pantas dijalani ( socrates )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar