Filsafat Menuntun Saya Untuk Mencari Jati Diri
Oleh-oleh yang saya dapatkan dari LK I HMI kemarin (22
November 2012) adalah "Filsafat merupakan ilmu tentang bagaimana cara kita
mendapatkan jati diri", begitulah kata narasumber yang membawakan materi
Epistemologi (Filsafat ilmu). Ternyata filsafat tidak se-negatif yang
saya dan orang-orang pikirkan. Menurut saya mempelajari filsafat sama asyiknya
dengan climbing, saya merangkak sedikit-demi sedikit untuk mencapai yang
saya tuju (top), kemudian terjatuh, ketika saya tak mampu, dan merangkak lagi,
karena rasa penasaran untuk mencapai apa yang saya ingin tuju.
Di
filsafat saya bisa memahami diri saya, orang lain, dan lingkungan sekitar saya.
Di filsafat saya bisa menemukan jati diri saya yang sesungguhnya. Walaupun saya
tau, bahwa sampai kapanpun, saya tidak akan pernah mendapatkan jati diri saya
yang sesungguhnya. Dan akhirnya ketidakpahamanku tentang jati diri saya yang
sesungguhnya terjawab sudah.
Ketika
saya masih balita, saya menyatakan, "Inilah dunia saya! bermain, menangis,
dan tidak pernah berpikir dua kali untuk mengambil suatu tindakan". Ketika
saya SD, "Inilah kehidupan saya! pergi sekolah, masuk kelas, jajan, pulang
sekolah". Dan saya menginjak remaja,"Inilah jati diri saya! mematuhi
semua perintah orang tua, mengerjakan-menerjakan tugas sekolah, dll". Dan
inilah pernyataan saya ketika menginjak dewasa dan menjadi seorang mahasiswa,
"Inilah jati diri saya yang sesungguhnya! menjadi seorang climber,
menjadi seorang mahasiswa", dan inilah saya yang sekarang, yang disibukan
dengan diskusi setiap sorenya, mengikuti seminar-seminar nasional maupun
internasional, mengikuti berbagai macam organisasi intra maupun ekstra kampus.
Saya
menyadari, saya yang sebenarnya bukan saya ini, merasa terjebak kedalam
kebingungan saya sendiri. Kebingungan-kebingungan itu semakin menjadi-jadi
ketika saya mulai terjerumus dalam kehidupan mahasiswa yang teramat asing ini.
Sebelum saya menjadi seorang mahasiswa saya tidak pernah berpikir sejauh ini,
dan ketika saya menjadi seorang mahasiswa, saya mulai mengerti kehidupan saya
yang dulu dan sekarang. Dulu, saya yang selalu menjadi boneka orang tua saya,
yang selalu meng-iya-kan apapun yang diucapkan oleh orang tua saya.
Dan
sekarang, saya mulai berontak, dan inilah kehidupan saya sekarang, menjadi
seorang mahasiswa yang selalu mencari kebebasan, kebenaran, dan jati diri. Yang
sebenarnya, saya mengetahui, tidak akan pernah saya menemukan jati diri yang
hakiki.
Pamulang,
16 Desember 2012 (16:24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar