BREAKING

Selasa, 04 Juni 2013

Filsafat Menuntun Saya Untuk Mencari Jati Diri

Filsafat Menuntun Saya Untuk Mencari Jati Diri
Oleh-oleh yang saya dapatkan dari LK I HMI kemarin (22 November 2012) adalah "Filsafat merupakan ilmu tentang bagaimana cara kita mendapatkan jati diri", begitulah kata narasumber yang membawakan materi Epistemologi (Filsafat ilmu). Ternyata filsafat tidak se-negatif yang saya dan orang-orang pikirkan. Menurut saya mempelajari filsafat sama asyiknya dengan climbing, saya merangkak sedikit-demi sedikit untuk mencapai yang saya tuju (top), kemudian terjatuh, ketika saya tak mampu, dan merangkak lagi, karena rasa penasaran untuk mencapai apa yang saya ingin tuju.
Di filsafat saya bisa memahami diri saya, orang lain, dan lingkungan sekitar saya. Di filsafat saya bisa menemukan jati diri saya yang sesungguhnya. Walaupun saya tau, bahwa sampai kapanpun, saya tidak akan pernah mendapatkan jati diri saya yang sesungguhnya. Dan akhirnya ketidakpahamanku tentang jati diri saya yang sesungguhnya terjawab sudah.
Ketika saya masih balita, saya menyatakan, "Inilah dunia saya! bermain, menangis, dan tidak pernah berpikir dua kali untuk mengambil suatu tindakan". Ketika saya SD, "Inilah kehidupan saya! pergi sekolah, masuk kelas, jajan, pulang sekolah". Dan saya menginjak remaja,"Inilah jati diri saya! mematuhi semua perintah orang tua, mengerjakan-menerjakan tugas sekolah, dll". Dan inilah pernyataan saya ketika menginjak dewasa dan menjadi seorang mahasiswa, "Inilah jati diri saya yang sesungguhnya! menjadi seorang climber, menjadi seorang mahasiswa", dan inilah saya yang sekarang, yang disibukan dengan diskusi setiap sorenya, mengikuti seminar-seminar nasional maupun internasional, mengikuti berbagai macam organisasi intra maupun ekstra kampus.
Saya menyadari, saya yang sebenarnya bukan saya ini, merasa terjebak kedalam kebingungan saya sendiri. Kebingungan-kebingungan itu semakin menjadi-jadi ketika saya mulai terjerumus dalam kehidupan mahasiswa yang teramat asing ini. Sebelum saya menjadi seorang mahasiswa saya tidak pernah berpikir sejauh ini, dan ketika saya menjadi seorang mahasiswa, saya mulai mengerti kehidupan saya yang dulu dan sekarang. Dulu, saya yang selalu menjadi boneka orang tua saya, yang selalu meng-iya-kan apapun yang diucapkan oleh orang tua saya.
Dan sekarang, saya mulai berontak, dan inilah kehidupan saya sekarang, menjadi seorang mahasiswa yang selalu mencari kebebasan, kebenaran, dan jati diri. Yang sebenarnya, saya mengetahui, tidak akan pernah saya menemukan jati diri yang hakiki.

Pamulang, 16 Desember 2012 (16:24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube