BREAKING

Senin, 03 Oktober 2011

Nyanyian Hitam Di balik Awan Usuluddin




Hari yang turun pada gigilnya waktu
melunaskan gelap dan pekat pada diri
tentang janji-janji kampus  pada Mahasiawa
yang pernah indah dan nikmat ku dengar

Tapi;
hanyalah sisa-sisa kalimat
bahasa yang takku mengerti
mengapa meraka berbohong?
pada janji keadilan dan tanggung jawab sebagai orang tua
“Aku semakin takmengerti” kataku dengan mata yang selalu basah

Andai,
mesti ku bangun kampusku dari api
tapi tetap ejaan masa depan teregup, menjadi rabun
ku lihat di tangannya

beri kami kebebasan bertanya tuan?
Izinkan kami menjawabnya

bukan seberkas kutuk buku-buku berserakan
melintas disetiap dinding ingatan
meniti diatas rusuk mimpi
yang ahirnya kita akan menjadi pejalan yang patah

Jujur tuan!
Diamku,
Diam kami lebih kaya ketimbang bahasa
yang kau racik dari potongan tulang sulbi
bahkan dari ledak kejujuran yang kau ajarkan
disetiap ingaunya waktu*
Jakarta


Harsono,  Jurusan Aqidah Filsafat semester 3, sekaligus Aktif di Poros Senja kala, Pemuda Sastra Kampus Uin. dan aktivis PIUSH Selanjutnya ku serahkan sama Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube