TIGA MENGAPA
[#ROMAN_UMA]
Bagian II
Ini permintaanmu setelah
malam lalu kita duduk lama dan saling membelakangi. kita bertengkar gara-gara
lembaran setan. kau malah menuduhku menelannya.
Baiklah, memang sudah ku
kunyah! Aku pergi! Tapi, tiga mengapa yg semalam kutulis untukmu, ia masih mengantung
di ujung jendela. bisa kau lihat sore nanti saat kau sudah waras!
Pagi ini hujan mungkin
akan tertahan sebentar, ia tahu aku sudah beku. Mungkin juga hanya pura-pura
tahu. Tapi benar tak mudah melepas cerita semalam denganmu saat hujan. Sesekali
aku harus menggantung, membelah libasan angin pagi di mulut kereta, membiarkan
ingatan pahit ini tertiup perlahan. Sialnya tetap tak berhasil!
Mungkin kau tak mengira,
berminggu-minggu sebelum kita menulis cerita, sadarkah kau hanya membaca setiap
pesan singkat yang aku kirim tanpa mempedulikannya, dan membiarkan ringkihan
suara panggilan di ujung selulermu dengan desisan kebencian?
Aku yakin kau tak mengira
juga, ketika kita bertengkar sampai aku diusir pergi olehmu, Aku selalu
melakukan perbuatan tolol ini: Mengunjungi tempat-tempat saat kau masih
malu-malu memeluku, atau menunggumu di sudut halte, tempat kau berhenti
sepulang kerja. padahal aku sendiri tak yakin kau melewatinya, meskipun lewat
aku yakin kau tak rela meneduh sebentar bersamaku.
Ataukah kau sudah
menduganya, dan membayangkan dari kejauhan seluruh ketololan yang kulakukan
ini, lalu kau tertawa disamping naskah palsu yg kita tulis berdua, hingga kau
sendiri dan pembacamu tak pernah ingat atau pura-pura tak ingat tentang tiga
mengapa dariku sebelum pergi pagi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar