Meng-Islam-kan Muslim
Oleh:
Ihya Ulumuddin
Kita
sering mndengar kata meng-Islam-kan muslim yang terdapat di buku-buku atau
artikel-artikel, dan sudah pasti dari tema di atas kita akan menebak
Islam yang kita jalani ini sebagai agam dan aqidah sudah tidak kondusif lagi
dibanding pada masa nabi Muhammad SAW. Sebagai inti dari tema tersebut kondisi
Islam harus di kembalikan kepada kesucian seperti layaknya pada zaman nabi
Muhammad SAW. Akan tetapi tujuan saya menulis catatan kecil ini dengan tema meng-Islam-kan
muslim sangat bertolak belakang sekali dengan pengasumsian tadi, dan saya
bertujuan dari tema meng-Islam-kan muslim ini untuk mengembalikan Islam
kepada Islam yang sebenarnya, yang telah di bawa oleh Abraham ( Ibrahim as ).
Untuk
mengungkap habis tentang Islam Ibrahim ini, mari kita kembali ke sejarah awal
di turunkanya agama.
Kalau
kita tilik pada biografinya yehudza (salah satu anak Ya’qub yang
seterusnya banyak sekali pengikutnya, sehingga setelah Ya’qub tiada mereka
berinisiatif untuk mendirikan sebuah golongan Yahudi yang mengklaim mereka
hanya satu-satuya pengikut Ibrahim) dan Ya’qub anak dari siti Sarah (salah satu
istri yang di anggap oleh Ibrahim karna dua lagi dari istrinya tidak dianggap
istri, malah dianggap sebagai Gundik, yaitu siti hajar dan siti kanturah). Kita
kembali ke Yahudi. Kesombongan, keangkuhan kepekaan akan sesuatu yang bersifat
mistik dan sakral menjadi karakteristik dari kaum Yahudi, sehingga mereka
dilanda kekacauan aqidah dan disitu diturunkanlah figur Moses/Musa berperan
untuk memperbaiki dan meluruskan kembali ajaran mereka dengan satu pedoman
yaitu perjanjian lama (Taurat). Dan satu hal lagi yang sangat penting, di dalam
taurat tidak terdapat ajakan dari musa untuk mendirikan agama baru, begitu juga
dengan Yesus/Isa, di dalam perjanjian baru/injil tidak tertera ajaran untuk
mendirikan agama, dan juga Islam Muhammad, di dalam al-qur’an tidak tercantum
ayat-ayat yang memerintahkan untuk mengikuti agama Muhammad, yang ada dari ke
tiga kitab itu adalah ajakan untuk kita kembali kepada agama Ibrahim, yaitu
Islam. Mengapa dikatakan agama Ibrahim itu Islam? Berdasarkan al-qur’an surah
Ali Imran ayat 62 yang artinya: “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan
pula seorang nasrani, akan tetapi ia adalah seorang muslim yang lurus (taat),
dan ia bukanlah seorang yang musyrik”.
Semua
peran nabi kepada umatnya kecuali Ibrahim, menurut saya, hanya memperbaiki
masyarakatnya pada saat itu yang bobrok akan aqidah Islam, bukan untuk saling
mendirikan ajaran-ajaran agama baru, sehingga klaim inilah yang membuat umat
manusia saling berperang menumpahkan darah untuk mempertahankan agama mereka,
padahal salah besar jika statmenya seperti ini. Menurut saya agama itu hanya
ada satu. Yaitu, Islam. Adapaun agama-agama yang lain seperti budha, hindu,
konghucu, dan sebagainya itu hanya sebatas forum atau golongan saja, karna
pencetus-pencetus agama mereka oun tidak mengajarkan untuk membuat sebuah
agama, mereka hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran filosofisnya saja.
Oleh
karenanya Muhammada dikatakan sebagai penutup para nabi yang membawa agama
(sudah tidak perlu nabi lagi), karna memang al-Qur’anya sendiri sudah lengkap
dan sudah mencakup isi dari semua kitab-kitab.
Seperti
yang dikatakan Al-Syahrastani di dalam kitabnya al-Milal wa al-Nihal
di jelaskan bahwa isi dari kitab taurat hanyalah akhlak, mau’idzah petunjuk-petunjuk
(menuju jalan yang lurus) begitu juga di dalam injil hanya berisi Al-Amtsal
simbol, dan rumus-rumus. dan dari semua ajaran yang terdapat di dalam kedua
kitab itu maupun kitab-kitab agama lain sudah termaktub di dalam al-Qur’an.
Satu
inti dari saya. Agama hanya satu yaitu Islam Ibrahim, jangan banyak-banyak,
nanti malah menjadikan umat manusia ini tidak rukun lagi dan saling berperang
demi agamanya.
Ciputat, 10 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar