BREAKING

Kamis, 13 Oktober 2016

Mahasiswa dan Kecenderungannya

Oleh; Fadhil Afrinaldi


Apakabar para Maba (Mahasiswa Baru dan Mahasiswa Batas Akhir)? Semoga selalu istiqomah dalam perjuangan nya sebagai mahasiswa.

berbicara tentang Mahasiswa, kawan-kawan pasti memiliki definisi yang berbeda. Sederhananya, Mahasiswa dapat disebut sebagai peserta didik tertinggi dalam seremonial jenjang pendidikan atau siswa yang sudah "maha". Demi meraih satu impian, proses yang dihadapi setiap mahasiswa dalam menjalani perkuliahan pastilah berbeda, hal ini suatu yang wajar terjadi dikarenakan adanya hak individual bagi setiap mahasiswa. Beragam macam mahasiswa di indonesia, ada yang kuliah hanya untuk mendapat ijazah, ada yang sekedar huru hara mengisi waktu luang, ada yang ingin menikmati proses belajar, berorganisasi, dan banyak lagi macam lain nya. Lantas, apa tujuan utama kawan-kawan menjadi seorang Mahasiswa? Apakah hanya formalitas belaka demi secarik kertas, atau apa?

Sebenarnya ada hal yang ingin saya tekankan ketika kita membahas perkuliahan, mahasiswa, dan kecenderungan nya ini. Kebanyakan mahasiswa masih terbuai dengan aktifitas mereka tanpa ingin memaksimalkan dan menyeimbangkan nya. Seperti yang diketahui, adanya istilah mahasiswa "kupu-kupu", yang mana aktifitas mereka hanya "kuliah-pulang", Sekedar mengikuti kelas dosen, copy-paste tugas melalui internet, presentasi kemudian pulang. Ada pula sebutan "organisatoris" atau "aktivis" Yakni mereka yang tidak hanya sekedar mendengar ocehan dosen di kelas, tapi juga aktif dalam organisasi intra atau ekstra kampus, forum diskusi, berpikir kritis, atau ikut berpolitik saja bahkan sampai turun ke jalan (baca: aksi). Jadi, kita harus menjadi mahasiswa yang bagaimana? Itu terserah kawan-kawan. Karena kawan-kawan adalah makhluk yang merdeka dan memiliki hak untuk memilih.

Menurut saya pribadi, akan lebih baik jika kita dapat menyeimbangkan antara ikut masuk kedalam kelas sebagai kewajiban dan menambah wawasan diluar kelas. Selain kita menjadi insan yang beriman dengan segala hal yang telah kita kaji di forum diskusi, kita juga menjadi insan berilmu dengan segala yang kita pelajari di kelas dan dari buku yang kita khatami, serta kita menjadi insan beramal yang mengaplikasikan segala hak dan kewajiban berdasarkan iman dan ilmu kita yang dibimbing oleh hari nurani sehingga kita selalu menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini.

Intinya adalah mahasiswa berada dalam keadaan yang balance antara belajar dan berproses, bukan hanya menghabiskan waktu di kelas, tapi juga berproses di luar kelas. Jadi, tidak hanya menjadi mahasiswa karbitan. Jangan sampai salah rumus, Jangan sampai jadi sarjana prematur. Mahasiswa seharusnya mengingat kembali niatnya untuk mencicipi bangku perkuliahan itu untuk apa. Apakah untuk balap-balapan wisuda? Atau ajang membanggakan diri karena berstatus "mahasiswa"? Atau mungkin hanya ingin pakai toga terus dipuji orang banyak?

Sebenarnya saya pribadi kurang setuju dengan sistem pendidikan bangsa ini yang masih begitu banyak mengandung pembodohan. Yang mana dari sekolah dasar, genarasi muda Indonesia ini diluluskan secara prematur, pelajar di-indonesia dibiasakan untuk cepat lulus (walau mereka tak mendapat ilmu maksimal dalam prosesnya) dan terus begitu sampai menjadi mahasiswa sehingga terbentuklah pemahaman bahwa  pembelajaran itu hanya "LULUS" dan yang diajarkan pun ialah bagaimana cara lulus dengan cepat. Tak peduli lulusan itu berilmu atau tidak, tak peduli mereka mau jadi apa, yang penting mereka cepat lulus titik.

Ini yang membodohi berjuta calon pemimpin bangsa. Mereka mendapat nilai yang tidak sesuai dengan ilmu yang mereka punya. Sederhananya, antara ilmu dan penilaian nya tidak real.
Tampaknya kita sudah sedikit melebar kawan-kawan. Tapi tak masalah, karena itu tanda dari kita sebagai mahasiswa yang mengkritisi segala fenomena yang bertentangan dengan nilai,norma,agama, dan rasio kita.

Jadi, kita tekankan sekali lagi. Kunci nya adalah "keseimbangan" antara akedemis dan non akademis.
Mungkin kawan-kawan sudah paham bagaimana jika kita hanya menjadi mahasiswa (kupu-kupu) yang hanya melakukan formalitas seremonial. Yang cuma ingin cepat lulus(meski ilmunya belum sesuai dengan nilainya). Begitupun jika kita menjadi aktivis tanpa mempedulikan akademis. Kita tentunya tak ingin menjadi mahasiswa basi yang tak kunjung lulus karena lebih fokus aktif dalam kegiatan non akademis saja (sampai jadi malas masuk kelas). Karena aktivis yang baik itu adalah yang bisa mengatur kapan waktunya berproses di luar, dan kapan waktu berproses di dalam. Fenomena-fenomena seperti ini tentu sudah sering kawan-kawan jumpai. Mereka ada yang hanya belajar di kelas lalu pulang. Ada yang cuma demo dan jarang ngampus. Yaah, pilihan ada pada diri kita masing-masing. Mau jadi apa dan bagaimana prosesnya, tergantung keinginan kita. Mau kita apakan Indonesia 10 tahun yang akan datang? Mau dimerdekakan, atau dihancurkan? Mahasiswa dan generasi muda sekarang lah yang akan menjawabnya karena ia merupakan makhluk bebas. Jadi, tujulah apa yang ingin kalian tuju, kemudian hadapi konsekuensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube