"Ramdhany"
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Apabila anda bertanya kepada
seorang Muslim “apakah anda percaya (beriman) kepada Nabi”? lantas dia pasti
menjawab “Ya”. Lanjut pertanyaan “ada berapakah Nabi itu”? jawab Muslim “yang
wajib diketahui itu ada 25 Nabi” kemudian seorang muslim tadi menyebutkan
nama-nama Nabi itu dari Adam As. Sampai Nabi Muhammad Saw. Lanjut pertanyaan
“apa keistimewaan yang dimiliki oleh Nabi itu”? muslim itu menjawab “Nabi itu
memiliki keistimewaan atau sering disebut mukjizat, seperti Nabi Musa dapat
membelah lautan, Nabi Ibrahim tidak terbakar ketika berada didalam gundukan api
dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika anda melanjutkan pertanyaan
“bagaimanakah sosok seorang Nabi itu bisa ada dengan segala mukjizat yang
dimilikinya”? lantas seorang muslim itu hanya bisa terdiam dan menundukan
kepala karena menyadari bahwa pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban yang
mendalam dan rasional.
Penggalan cerita diatas merupakan sebuah penomena
atau pemasalahan yang sering dialami
oleh kebanyakan umat Islam dalam memahami sosok Nabi dan Rasul. Doktrin
tersebut menjadi sebuah tuntutan keimanan yang bersipat dogmatis karena
bersumber dari Al-Qur`an sebagai kitabullah
yang disampaikan oleh Muhammad sebagai peseruh-Nya. Akan tetapi mereka
(muslim kebenyakan) itu tidak dapat memahami Nabi dan Rasul itu secara
keseluruhan. Maksudnya, tatkala suatu kepercayaan hanya mengalir begitu saja
tanpa ditopang oleh argument yang kuat baik itu bersifat ilāhiyah atau `akaliyah, maka
kepercayaan tersebut tidak akan menghasilkan nilai-nilai yang utuh dan berguna.
Penomena kenabian merupakan konsep keimanan
umat Islam, yang secara dogmatis merupakan salah satu konsep yang sangat unik
dan rumit dan sulit dipahami sepintas oleh logika kita. secara Sederhananya, nabi
berarti pembawa berita (naba’) dan Rasul adalah seorang utusan. Sosok yang dipercaya oleh Allah untuk
mengemban suatu amanah dalam
menyampaikan suatu risalah kebenaran kepada umat manusia.
Dikarenakan
sosok Nabi tersebut dalam nyatanya dapat berhubungan langsung dengan Sang
Khaliq lantas diembani sebuah risalah melalui apa yang dikatakan dengan wahyu , risalah tersebut tidak lain
untuk disampaikan kepada suatu kaum atau seluruh umat manusia, Tidak hanya itu,
bahkan Nabi tersebut dibekali dengan kekuatan-kekuatan yang bisa bertentangan
dengan hukum alam (khawariq al-`adah),
maka hal tersebut membutuhkan penalaran yang mendalam dalam pembahasannya.
Berikut merupakan ayat-ayat yang menyatakan
akan adanya keberadaan sosok Nabi dan Rasul :
ôs)s9ur $uZ÷Wyèt/ Îû Èe@à2 7p¨Bé& »wqߧ Âcr& (#rßç6ôã$# ©!$# (#qç7Ï^tGô_$#ur |Nqäó»©Ü9$# (
Dan sungguhnya kami Telah mengutus
Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) sembahlah
Allah dan jauhilah thaghut (pelampau batas). (S.16
An-Nahl : 36):
ôs)s9ur $uZù=yör& Wxßâ `ÏiB y7Î=ö7s% Oßg÷YÏB `¨B $oYóÁ|Ás% y7øn=tã Nßg÷YÏBur `¨B öN©9 óÈÝÁø)tR øn=tã 3
Dan Sesungguhnya Telah kami utus beberapa
orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan
di antara mereka ada (pula) yang tidak kami ceritakan kepadamu. (S.40 Al-Mu’min : 78)
÷bÎ) |MRr& wÎ) íÉtR ÇËÌÈ !$¯RÎ) y7»oYù=yör& Èd,ptø:$$Î/ #Zϱo0 #\ÉtRur 4 bÎ)ur ô`ÏiB >p¨Bé& wÎ) xyz $pkÏù ÖÉtR ÇËÍÈ
Engkau tidak lain melainkan seorang pemberi
peringatan. Sesungguhnya Kami mengutus engkau dengan kebenaran sebagai pembawa
kabar suka dan pemberi peringatan dan tiada sesuatu kaum pun melainkan telah
diutus kepada mereka seorang pemberi peringatan. (S.35 Al-Fathir : 24-25)
Memperhatikan hal
di atas, jelas bahwa Islam Sebagai agama bawaan Muhammad membenarkan akan
adanya sosok Nabi dan Rasul, bahkan secara runtut menyatakan bahwa di setiap
zaman dan di seluruh bagian dunia, Tuhan telah memperhatikan kebutuhan
spiritual dan keagamaan manusia dengan cara membangkitkan Nabi dan Rasul yang
menyampaikan kabar samawi kepada umat kepada siapa mereka diutus dan
ditugaskan.
Lantas kemudian
yang jadi pertanyaannya adalah “apakah yang disebut dengan sosok Nabi dan Rasul
itu dan apakah mungkin mereka ada dengan segala Mukjizat yang dimilikinya”?
sebagai makhluk
yang dikaruniai akal budi oleh Tuhan dan mengingat manusia adalah makhluk yang
senantiasa berubah dan bekembang tentunya tidak serta merta mempercayai dengan
begitu saja tanpa ada alasan yang rasional. Ciri khas yang dimilikinya adalah
perubahan yang terarah dengan menggunakan pikirannya.[1] Manusia pun dianugrahi oleh
Tuhan sifat ingin tahu, dan ilmu lahir disebabkan oleh rasa ingin tahu. Rasa
ingn tahu yang tak henti-hentinya dari manusia menyebabkan ilmu terus
berkembang dan membantu kemampuan persepsi da kemampuan berfikir secara logis.[2]
Dikarenkan manusia
adalah makhluk yang rasional, maka tentunya harus bisa memecahkan masalah kenabian
secara rasional pula agar tidak terjadi ketimpangan yang bersipat paradoksal
antara kebenaran wahyu dan kebenaran akal. Karena kebenaran akan adanya Nabi
dan Rasul itu bisa saja dibuktikan secara nalar. Penalaran sebagai proses
berfikir logis, menurut pola tertentu dan logika tertentu.[3]
Berangkat dari
permasalahan diatas, penulis melihat bahwa kajian tentang tema “Rasionalisasi
Konsep Kenabian: Kajian Tematik Ibn Sīna” cukup relevan untuk memecahkan permasalahan tesebut yang dibahas dalam
skripsi ini, karena sosok Ibn Sīna sebagai pemikir sekaligus filosof Muslim
telah berhasil menyajikan pembahasan yang sangat begitu menarik dan rasional
mengenai masalah konsep kenabian ini .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam pembahasan skripsi ini penulis membatasi pembahasan hanya tentang
konsep rasionalisasi kenabian dalam persepektif Ibn Sina.
Bedasarkan pembatasan masalah di atas dalam skripsi ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: Bagaiman konsep Kenabian dalam kajian filosofis persefektif
Ibn Sina.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
- Tujuan
Penelitian
Dalam skripsi ini penulis membagi tujuan penelitian ini
pada tujuan khusus dan tujuan umum:
- Tujuan khusus
Untuk mendapat
wawasan tentang konsep kenabian secara filosofis dalam presfektif pemikiran Ibnu
Sina
b. Tujuan Umum
1). Memberikan kontribusi wawasan dan memperkaya khazanah intelektual kepada
umat Islam khususnya kepada penulis.
2). Mendorong umat Islam untuk memahami konsep kenabian tidak hanya
sekedar suatu yang dogmatis, akan tetapi mencoba memahami konsep kenabian
secara rasional yang dapat diterima oleh akal pikiran manusia.
3). Untuk membuktikan bahwa yang disebut dengan “Nabi” itu benar-benar
ada dan rasio manusia dapat membenarkannya.
4). Untuk melengkapi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar
akademik Sarjana Strata Satu (S-1) pada Jurusan Akidah Filsafat Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini secara teoritis dapat
memberikan pemahaman kepada kita bagaimana kenabian itu dapat dipahami sesuai dengan
akal pikiran manusia dan beran adanya, bukan sekedar dongeng ataupun mitos akan
tetapi bahwa sosok nabi itu adalah seorang manusia biasa yang dipilih oleh
Allah untuk mengemban suatu amanah.
D. Metodologi Penelitian
- Metode
Pengumpumpulan Data
Pengumpulan
data dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian literatur dan kepustakaan.
Data utama adalah buku-buku dari risalah-risalah yang ditulis oleh Ibn Sina
serta didukung data sekunder dari buku-buku yang mempunyai kaitan dengan
permasalahan yang sedang diangkat.
- Metode
Pembahasan
Metode
yang digunakan dalam skripsi ini yaitu mengkaji kemudian memaparkan keadaan
objek yang akan diteliti dengan merujuk pada data-data yang ada (baik primer
maupun sekunder) kemudian menganalisa secara proposional dan komperhensif
sehingga akan tampak jelas perincian jawaban atas persoalan yang berhubungan
dengan pokok permaslahan dan akan menghasilkan pengetahuan yang valid.
- Metode
Penulisan
Penulisan
skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi dalam empat bab yang merupakan suatu
rangkaian penulisan yang saling berhubungan, dengan uraian sebagai berikut : Bab pertama berisi pendahuluan yang
meliputi latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, metode penelitian dan sitematika penulisan. Bab kedua berisi tentang biografi Ibnu Sina. Bab
ketiga berisi kajian tentang konsep kenabian pada pemikiran Ibnu Sina. Bab keempat merupakan bab penutup yang mencakup
kesimpulan dan saran-saran hasil pembahasan.
Penulisan skripsi ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka sementara
OUTLINE
BAB I.PENDAHULUAH
- Latar Belakang Masalah
- Pembatasan dan Perumusan Masalah
- Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Tujuan khusus
b.
Tujuan Umum
2.
Kegunaan Penelitian
- Metodologi Penelitian
1.
Metode Pengumpulan Data
2.
Metode Pembahasan
3.
Metode Penulisan
- Sistematika Penulisan
BAB II. Definisi
Nabi dan Rasul
- Definisi dan Konsep Kenabian
- Definisi dan Konsep Kerasulan
BAB III.
Biografi Ibn Sīnā
- Ibn Sīnā Masa Kecil
- Ibn Sīnā Masa Dewasa
- Ibn Sīnā Masa Produktif
BAB IV. Konsep
Nabi Persektif Ibn Sīnā
- Esensial, Aksidental, Potensial & Aktual
- Tingkat Jiwa Rasional (an-Nafs An-Nathiqah)
- Nabi Sebagai Makhluk Yang Unggul
- Wahyu Sebagai Pancaran
- Simbol-simbol Kenabian
BAB V. Penutup
- Kesimpulan
- Saran-saran
Daftar Pustaka Sementara
Ibn Sīnā, “al-Najat: fil-Hikmah wa
al-mantiq wa al-Thabi`iyah wa al-Ilahiyyah”, Kairo, 1906
“al-Syifa”, Kairo,
Madjid,
Nurcholis, “Khazanah Intelektual Islam” (Jakarta:
Bulan Bintang, 1984)
Marmura, Michael, “itsbat an-Nubuwwat li ibn Sina” (Beeirut: Dar an-Nahar,1968)
M.M. Syarif, “Para Filosof Muslim” (Bandung: Mizan,
1985)
Nasution,
Hasyimsyah, “Filsafat Islam” (Jakarta:
Gaya Media Pratama, 1999)
Shihab, Quraish, Logika
Agama “Kedudukan Wahyu & Batas-Batas Akal dalam- Islam”, (Jakarta:
Lentera Hati, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar