oleh Dany Ramdhany
pada 4 Desember 2011 jam 2:54
segelas kopi dan sebungkus rokok, selalu menjadi teman setia di saat teman-teman politis terlelap tidur. seumpama siang dan malam, antara setia dan kepentingan selalu bersipat kontras, sulit untuk disatukan. yang hidup itu mati lantas sebaliknya, yang mati memberikan sebuah penghidupan. pemaknaan dan kesimpulan semacam itu bukanlah dari hasil ngomong saena`e dewek" , akan tetapi dari hasil perenungan yang bersumber pada persepsi-persepsi dunia indrawi yang kemudian terabstraksi melalui sebuah perenungan.
apalah jadinya jika sekirnya hal ini masih berlanjut. mungkin anda akan bertanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi?
senym-senyum kecil yang diikuti kata-kata yang kosong akan makna, mengisyaraktan sesuatu hal yang ebnarnya mencoba untuk mengharirkan makna baru. "ya" bermakna "tidak" dan "tidak" menunjukan makna yang sesungguhnya. tanda-tanda yang menjadi penanda mengarak kepada suatu hal yang sebenarnya bukan itu yang dituju, lantas orang-orang mengpercayai begitu saja tipu muslihat yang seolah menjadi wahyu yang terlegitimasi kebenarannya.
perenunganku terus berlanjut. ada dua kemunkinan yang terjadi mengenai hasil dari perenungan selanjutnya, kemungkinan pertama bahwa hasil perenungan saat ini akan dipatahkan dengan hasil perenungan selanjutnua, dan yang kedua apakah hasilnya akan tetap sama bahkan bisa saja menjadi lebik kuat untuk bisa dibuktikan kemungkinan akan kebenarannya.
saat ini aku masih diam. kemarinpun aku diam, mungkin besok ataupun lusa nanti aku akan bersabda tapi dalam keadaan diam. akupun hanya bisa menyaksikan berbagai macam fenomena tragis yang menurut orang kebanyakan itu hal yang biasa-biasa saja.
kemarin, saat ini dan mungkin besok dalam diam aku menangis, dalam diam aku tertawa, dalam diam aku berteriak, dalam diam aku mencela, dalam diam aku mengkritik, dalam diam aku lapar, dalam diam aku mengiba, dalam diam aku berharap, dalam diam aku berdo`a, dalam diam aku bernyanyi dan dalam diam aku diam.
*sentul, 04 des 2011-02.50
apalah jadinya jika sekirnya hal ini masih berlanjut. mungkin anda akan bertanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi?
senym-senyum kecil yang diikuti kata-kata yang kosong akan makna, mengisyaraktan sesuatu hal yang ebnarnya mencoba untuk mengharirkan makna baru. "ya" bermakna "tidak" dan "tidak" menunjukan makna yang sesungguhnya. tanda-tanda yang menjadi penanda mengarak kepada suatu hal yang sebenarnya bukan itu yang dituju, lantas orang-orang mengpercayai begitu saja tipu muslihat yang seolah menjadi wahyu yang terlegitimasi kebenarannya.
perenunganku terus berlanjut. ada dua kemunkinan yang terjadi mengenai hasil dari perenungan selanjutnya, kemungkinan pertama bahwa hasil perenungan saat ini akan dipatahkan dengan hasil perenungan selanjutnua, dan yang kedua apakah hasilnya akan tetap sama bahkan bisa saja menjadi lebik kuat untuk bisa dibuktikan kemungkinan akan kebenarannya.
saat ini aku masih diam. kemarinpun aku diam, mungkin besok ataupun lusa nanti aku akan bersabda tapi dalam keadaan diam. akupun hanya bisa menyaksikan berbagai macam fenomena tragis yang menurut orang kebanyakan itu hal yang biasa-biasa saja.
kemarin, saat ini dan mungkin besok dalam diam aku menangis, dalam diam aku tertawa, dalam diam aku berteriak, dalam diam aku mencela, dalam diam aku mengkritik, dalam diam aku lapar, dalam diam aku mengiba, dalam diam aku berharap, dalam diam aku berdo`a, dalam diam aku bernyanyi dan dalam diam aku diam.
*sentul, 04 des 2011-02.50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar