oleh Sigit Rastafara pada 04 Oktober 2011 jam 21:51
Aku sedang tak ingin mengartikan nilai sebuah tetesan Air Mata,
Aku juga tak ingin bertanya kenapa begitu mudahnya Air Mata menggenangi pelupuk mata.
Banyak orang menyebut Air Mata adalah Air Kehidupan yang sengaja diciptakan Tuhan sebagai bentuk kasih saying -Nya kepada umat -Nya, karena dengan Air Mata, Manusia mampu melepaskan segala Emosi yang terpendam.
Aku pun berpandangan seperti itu.
Hanya saja, sekian lama dan sekian sering aku Menangis (mengeluarkan Air Mata), baru aku sadari ternyata aku salah dan sangat menyayangkan selama ini kenapa Aku Menangis, untuk apa Aku Menangis.
Maksudnya, bukan menyayangkan kenapa Aku menangis,
Hanya saja, selama ini aku menyayangkan Air Mata yang ku keluarkan hanyalah untuk suatu Pesakitan.
Kenapa selalu disaat aku mengalami atau merasakan Kehilangan,
Disaat aku merasakan bimbang,
Disaat aku merasakan sedih,
Disaat aku merasakan terluka,
Kenapa semua serba Pesakitan, baru Air Mata ini aku luapkan..
Kenapa..??
dan mengapa disaat aku Bahagia,
Disaat aku merasakan dan berteman dengan kesenangan,
Disaat aku sedikit lupa dengan segala urusan duniaku,
Tak sedikitpun Air Mata ini aku manfaatkan.
Apa memang sudah menjadi Kodratnya seperti itu..?
Atau memang aku yang salah mengartikan dan memanfaatkan pemberian Tuhan yang maha agung nan indah.
Meski memang tak ada yang Melarang kapan dan dimana aku harus Menangis, dan mungkin juga Tuhan membebaskan akan dibawa kemana pemberian-Nya itu.
Namun berkaca dari hal – hal yang tlah lalu, sekarang aku menyadari.
Saatnya aku lebih menghargai suatu pemberian yang begitu Agung, begitu Indah,
Meski aku tak tahu bagaimana cara membalas,
Namun mungkin dengan sedikit menghargai dengan memanfaatkan untuk hal yang bahagia, Tuhan akan tersenyum padaku.
Lalu anganku melayang dan berceloteh,
Mungkin, jika aku menangis karena Pesakitan,
Bukan Kebahagiaan seutuhnya yang Dia berikan padaku,
Tapi hanyalah kebahagiaan yang akhirnya berujung pada Pesakitan pula,
Karna aku membawa sebuah Pesakitan untuk-Nya.
Namun,
Jika aku menangis karena Bahagia,
Aku yakin Tuhan senantiasa akan tersenyum padaku,
Serta diberikan kebahagiaan yang seutuhnya padaku,
Karena Bahagia pula yang aku Hantarkan pada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar