By : Ali Topan Ds 
Sejak runtuhnya rezim orde baru (pemerintahan Presiden Suharto) dan era  reformasi, bangsa Indonesia seakan memberi kebebasan seluas-luasnya bagi  publik. Kebebasan berpendapat dan  berbuat sudah menjadi indentitas  utama. Setiap warga negara dapat mengekspresikan gagasan dan pikirannya,  meski terkadang kurang memperhatikan kepentingan umum yang harusnya  dijunjung tinggi. Lebih tepatnya terjadi ledakan partisipasi (dalam  bahasa Cak Nur). Ini sekaligus bukti dari demokrasi yang sedang  dijalankan di Indonesia. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi  demokrasi, maka inilah yang menjadi konsekuensi. Dengan mulai banyak  bermunculan ormas-ormas dan lembaga sosial masyarakat. Dan masing-masing  mempunyai misi tertentu untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik,  benarkah demikian?.
Mari kita menilik kejadian-kejadian memprihatinkan belakangan ini. Munculnya gerakan ormas terkadang juga menjadi bomerang bagi kenyamanan warga. Ini ditandai dengan kerusuhan antar ormas yang sering terjadi, di Tangerang misalnya, pada Sabtu 31 Juli terjadi kerusuhan antar ormas kedaerahan. Meski tidak ada koban jiwa, tapi ini sudah mencederai citra ormas tersebut sekaligus mengganggu ketertiban umum, terlebih hal ini dapat menggurangi rasa nasionalisme dan patriotik warga negara terhadap negaranya. Ini hanya contoh kecil yang dapat kita lihat.
Rasa cinta dan fanatik yang berlebih terhadap ormas tersebut, sudah mencederai rasa cinta tanah air. Padahal kita harus sadar, betapa gigihnya para pahlawan pelaku sejarah bangsa ini dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indenesia. Tapi setelah bangsa ini merdeka, justru kecintaan terhadap daerah yang dijunjung tinggi. Hal demikian ini yang menjadi demoralisasi berbangsa dan bernegara.
Maka semoga dengan adanya moment hari kemerdekaan Indonesia, seluruh lapisan masyarakat sadar akan cinta negeri ini…
Pancoran 03 Agustus 2010
Mari kita menilik kejadian-kejadian memprihatinkan belakangan ini. Munculnya gerakan ormas terkadang juga menjadi bomerang bagi kenyamanan warga. Ini ditandai dengan kerusuhan antar ormas yang sering terjadi, di Tangerang misalnya, pada Sabtu 31 Juli terjadi kerusuhan antar ormas kedaerahan. Meski tidak ada koban jiwa, tapi ini sudah mencederai citra ormas tersebut sekaligus mengganggu ketertiban umum, terlebih hal ini dapat menggurangi rasa nasionalisme dan patriotik warga negara terhadap negaranya. Ini hanya contoh kecil yang dapat kita lihat.
Rasa cinta dan fanatik yang berlebih terhadap ormas tersebut, sudah mencederai rasa cinta tanah air. Padahal kita harus sadar, betapa gigihnya para pahlawan pelaku sejarah bangsa ini dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indenesia. Tapi setelah bangsa ini merdeka, justru kecintaan terhadap daerah yang dijunjung tinggi. Hal demikian ini yang menjadi demoralisasi berbangsa dan bernegara.
Maka semoga dengan adanya moment hari kemerdekaan Indonesia, seluruh lapisan masyarakat sadar akan cinta negeri ini…
Pancoran 03 Agustus 2010

 
 
 
 







Tidak ada komentar:
Posting Komentar