BREAKING

Rabu, 17 Mei 2017

Apakah Nasib dan Kebetulan itu Takdir?

Oleh; Tafrichul Fuady Absa
@fuadyabsa1996
Dalam kehidupan sehari-hari, sering sekali kita mendengar kata “Takdir”. Dalam Islam, takdir menjadi bagian dari kepercayaan yang termaktub dalam rukun iman yang ke enam. Percaya kepada qada dan qadar. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan takdir? apakah kebetulan itu takdir? apakah takdir itu bisa diubah atau tidak?
Takdir, dalam al-Quran digunakan untuk menjelaskan ketetapan Allah yang  berkaitan dengan Alam semesta. Hal ini Seperti disebutkan  firman Allah yang berbunyi “Dan dijadikan olehnya matahari dan rembulan dengan perhitungan yang tepat itulah taqdir oleh yang maha tinggi dan maha tau” (Q.S. al-an’am;96).
Dari penjelasan ayat diatas sudah sangat menjelaskan bahwa takdir itu datangnya dari Allah, dan demkian dari itu sudah diatur oleh-Nya. Maka dari itu, keteraturan alam semesta dan segala isinya tidak bisa lepas dari adanya Allah swt yang mengatur seisi alam semesta ini. Lantas bagaimana dengan perbuatan manusia? Apakah juga diatur oleh Allah?
Ada beberapa pendapat oleh para Mutakallimin atau kaum Theolog mengenai hal ini, pertama adalah kaum jabariyah yang beranggapan bahwa apapun yang kita lakukan hari ini, sudah ditentukan oleh Allah. Kita miskin, kita makan, kita mati, semuanya sudah diatur dan ditentukan oleh Allah. Manusia tak lain adalah wayang, dan Allah adalah dalangnya. Diibaratkan juga Allah sebagai penulis novel dari cerita tentang dunia ini. Yang mencakup alam semesta dan isinya. Juga sejarah umat manusia sudah ditentukan oleh Allah dari awal sampai akhir. Itulah anggapan dari kaum Jabariyah. Berbeda dengan Jabariyah, Mutakallimin yang lain yaitu faham Qadariyah, berpendapat bahwa amal perbuatan dan perilaku manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri. Tidak ada sedikitpun campur tangan Tuhan. Manusia bebas menentukan dirinya sendiri dan kehidupanya ditentukan oleh dirinya sendiri.
Perbedaan kedua aliran theologi diatas, di damaikan oleh faham Asy’ariah yang beranggapan bahwa segala sesuatu nya sudah ditentukan oleh Allah. Tetapi manusia mempunyai daya dan upaya untuk memilih. Allah dengan takdirnya sudah menentukan. Dan tugas manusia adalah memilih. ada mati ada hidup, ada baik ada buruk, ada salah ada benar. Tugas manusia adalah memilih diantara itu. Disitulah letak daya manusia.
Hal ini diperjelas lagi oleh Nur Cholish Madjid (Cak Nur) yang beranggapan bahwa Taqdir adalah ketetapan allah terhadap alam semesta atau bahasa sederhananya Hukum alam. Misalanya, api itu panas, es itu dingin, benda kalau dilempar keatas akan jatuh kebawah, dan hukum alam yang lain. Masalah amal perbuatan manusia, cak nur menjelaskan bahwa manusia memiliki ikhtiar atau usaha terhadap amal dan perbuatanya. Manusia juga mampu memanipulasi takdir dengan ilmu pengetahuanya. Misalnya, manusia pada dasarnya tidak bisa terbang, tetapi dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu memanipulasinya.
Jadi, takdir dalam artian generiknya tidak sama dengan nasib. Kita miskin bukan karena takdir, kita bodoh bukan karena takdir. karena kita mempunyai daya ikhtiar untuk mewujudkan agar kita tidak bodoh, atau agar kita tidak miskin. Singkatnya, takdir adalah hukum-hukum alam yang sudah ada sejak dari penciptaan. Takdir buka nasib, pun halnya dengan kebetulan, itu juga bukan takdir.

*Penulis di Takdir (kan) untuk Menulis ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube