BREAKING

Jumat, 28 Februari 2014

Tuhan Itu Tuna Misal


Tuhan Itu Tuna Misal


Oleh : Ramdhany

Jika kita bertanya Tuhan itu apa, maka sudah tentu bahwa jawabannya akan bervareatif. Ada yang menjawab bahwa Tuhan itu Sang Maha Pencipta (al-khaliq), Sang Maha Penyayang (al-rahman), Sang Maha Pemberi Rizqi (al-razaq) dan lain sebagainya yang itu disandarkan atas sifat-sifat yang melekat pada dirinya.
Ada juga yang mendefinisikan bahwa Tuhan itu Tunggal atau Esa yang itu merujuk kepada suatu sistem kepercayaan yang bersifat monoteistik atau tauhid.
Dalam beberapa keterangan pula, Tuhan digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki tangan, penglihatan dan pendengaran, yang itu seakan-akan merujuk kepada sesuatu yang sama dengan apa yang dimiliki oleh manusia atau makhluk yang lainnya. Hal seperti itu sering dinamakan dengan istilah "antropomisme".
Apakah gambaran serta defenisi tersebut salah? Tentu saja Tidak !
Tuhan sendiri di dalam wahyu yang ia turunkan melalui Muhammad memperkenalkan dirinya dalam beberapa gambaran. Seperti menyebut dirinya sebagai al-Rahman, al-Rahim, al-Khaliq, al-Quddus, al-Razaq dal lain sebagainya yang itu merupakan nama-nama yang pantas baginya (al-Asma al-Husna).
Kadang kala Tuhan juga di dalam al-Qur'an mengatakan bahwa ia memiliki penglihatan (al-Bashar), Pendengaran (al-Sama') dan memiliki tangan dan wajah. Tuhan juga menyebut dirinya sebagai cahaya langit dan bumi (Allahu nur al-samawati wa al-ard).
Tentu saja hal itu menimbulkan beberapa perdebatan mengenai pemahaman atas ayat-ayat tersebut. Ada yang menerima begitu saja, ada yang menafsirkan dan ada juga yang menta'wil ayat tersebut.
Terlepas dari itu semua, Tuhan pun pada akhirnya menyatakan dirinya bahwa Dia itu berbeda dengan yang lainnya (laisa ka mitslihi syaiun) dan tidak ada satu pun yang menyerupainya (lam yakun lahu kufuwan ahad).
Kesimpulannya bahwa Tuhan itu dapat terpahami melalui 3 aspek, pertama term (lafadz), kedua Objek dan yang ketiga adalah Konsep (tashawur).
Tuhan itu memiliki nama seperti Allah, al-Rahman dan sebagainya. Nama itu merujuk kepada Konsep atau gambaran tertentu mengenai dirinya. Kebenaran akan gambaran itu hanya dapat dipahami dalam diri-Nya, bukan dalam pikiran manusia itu sendiri. Begitupun dengan objek dzat-Nya yang itu sepenuhnya menjadi "sesuatu yang disana".
Jadi jika ada pertanyaan "Tuhan itu Seperti apa" bagi penulis merupakan pertanyaan yang sangat keliru dan menjebak. Karena hal itu bertentangan dengan konsep Tuhan yang Maha Melampaui dan yang Maha Tidak Terbatas. Bagi Tuhan tidak ada (tuna) seumpama, seperti, atau semisal. Maha Suci Tuhan dari segala perumpamaan. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube