BREAKING

Senin, 10 Februari 2014

Hubungan Syariah Dan Mysticisme



 KULIAH MYSTICISM PART III
Hubungan Syariah Dan Mysticisme

1. Bagaimana Hubungan Syariah Dan Mysticisme?

Pertanyaan ini lebih detil dan populer diturunkan dalam bentuk pertanyaan, bagaimana hubungan Syariah, Tarikat, dan Hakikat (2 hal terakhir adalah bagian Mysticisme)? Jawaban yang menarik adalah analogi Haidar Alwi tentang kacang.

2. Bagaimana Penjelasan Pembagian Kacang Haidar Alwi Tersebut?

Pada kacang terdapat bagian-bagian berupa: kulit, isi, dan minyak. Kulit kacang itu adalah Syariat yang bertugas melindungi, isinya adalah Tarekat, dan minyaknya adalah hakikat. Hubungan ketiganya tidak bersifat konvensional, melainkan eksistensial.

3. Apa Maksudnya Hubungan Konvensional, Dan Apa Bedanya Dengann Hubungan Eksistential?
Konvensional berasal dari kata konvensi (kesepakatan). Artinya pd hubungan yangbersifat konvensional kta bs saja mengubah urutan jika memang itulah kesepakatannya. Tetapi pada hubungan eksistensial, tidak bisa seenaknya mengubah tata urutnya karena memang bgitulah eksistensi (keberadaan)-nya. Begitulah apa adanya.

4. Kenapa Syariah dikatakan melindungi?
Karena Syariat berisikan aturan untuk membatasi manusia berbuat semaunya dalam beragama. Sekaligus pintu masuk bagi mereka yang ingin mendaki ke tahap yang lebih tinggi.

5. Tahapan Apa Yang Dimaksud dan Apa Saja Pembagiannya?

Yangdimaksud adalah Being, yang dunianya terbagi ke dalam 3 tahap:
a. Dzâhir (apparent world)
b. Mitsâl (imiganal world)
c. Bâthin (hidden world)
Puncak dari pejalanan tahap-tahap ini adalah hakikat di dunia Bâthin yang tidak lain adalah Tauhid.

6. Bisakah Seseorang Masuk Tarekat Tanpa Syariat?

Tidak bisa ! Alasannya karena banyak hal di dunia Dzâhir ini yang tidak mampu dipahami manusia dan hal itu tentu menjadi penghambat menuju tahap selanjutnya. Karena itu dibutuhkan sesuatu yang lain untuk menjadi kunci penjelas dan pembuka jalannya. Kunci itu adalah Wahyu yang dalam bentuk hukum-hukum lahirnya adalah Syariah.

7. Bagaimana Menjelaskan Adanya Orang-orang yang Memiliki Karomah Padahal Dia Tidak Menjalankan Syariah?

Olah batin atau olahrasa tidak ubahnya seperti ola raga. Bagi yang rajin berolahraga tentu ototnya sehat dan bisa melakukan beberapa hal yang tidak bisa dilakukan mereka yang tidak olahraga. Demikian juga olahrasa, bagi yang mengolahnya tentu akan mendapatkan sesuatu yang tidak dimiliki oleh yang tidak mengolahnya. Meski demikian, kemampuan supranatural yang dianggap karomah tersebut tidak ada hubunganny dengan perjalanan yang benar menuju Tauhid. Supernatural siapapun bisa tanpa perlu jalan Syariah, tapi itu bukan Tarikat sebenarnya.

8. Tetapi kenapa Ada Perbedaan Syariat yang dibawa Muhammad dan Para Nabi Sebelumnya dan Ia Dianggap sebagai Paling Sempurna?

Allah memberi Wahyu kepada para nabi yang kemudian tampak berbeda setidaknya karena pertimbangan 2 hal:
a. Kompleksitas persoalan umat yang mereka hadapi.
b. Tingkat kemampuan ketercerahan para nabi yangberbeda-beda, sehingga ajaran yang dibebankan kepada mereka juga berbeda-beda.

Kesempurnaan ajaran Muhammad terutama karena kompleksitas persoalan yang dihadapi lebih dari umat sebelumnya seiring perkembangan zaman. Karena itu, untuk menjawabnya tentu Allah menyediakan nabi yang juga paling siap untuk menerima ajaran yang lebih kompleks. Dialah Muhammad.

9. Tetapi Adakah Kesamaan Para Nabi dan Ajarannya Tersebut?

Ada. Keseluruhan Nabi ini memiliki kesamaan setidaknya juga dalam 2 hal:
a. Mereka semua adalah contoh-conto teladan dengan derajat Insân Kâmil.
b. Mereka membawa ruh ajaran yang sama, yakni Tauhid.

10. Setelah Memasuki Syariat, Berarti Apa Itu Tarekat?

Baik Syariat maupun Tarekat sebenranya berarti jalan. Syariat adalah jalan menuju Tarekat, dan Tarekat adalah jalan menuju hakikat. Di sini Tarekat juga berfungsi sebagai pelindung dan juga pintu menuju tahap lebih tinggi.

11. Bagaimana Tarekat Bisa Dikatakan pelindung?

Seperti halnya Syariah di dunia Dzâhir yang berfungsi sebagai petunjuk atas ketidakmampuan manusia memahami segala yang tampak, Tarekat juga sebagai petunjuk atas ketidakmampuan memahami segala di alam Mitsâl. Keduanya membutuhkan Wahyu.

12. Lalu Apa Perbedaan Wahyu di Alam Dzâhir dan Alam Mitsâl?

Sebelumnya harus kembali diingat bahw apara nabi juga disebut sebagai Insân Kâmil. Ada juga bbrpa orang yang mampu sampai pada tingkatan ini meski tentu tidak sampai pada level kekamilan para nabi. Di alam Dzâhir, Wahyu atau ajaran yang dibawa oleh Insân Kâmil cukup dengan diikuti atau meneladani (by following). Sementara dalam Tarikat harus dengan bertemu langsung para Insân Kâmil (by meeting) yang populer dengan sebutan Mursyid.


13. Jadi Apa Yang dituju Tarikat?

Seperti dijelaskan sebelumnya, Tarikat adalah jalan menuju Hakikat. Yakni perjalanan dari alam Mistâl ke alam Bâthin.

15. Jadi Kesimpulannya Bagaimana Hubungan Syarihah dan Mysticisme (Tarekat dan Hakikat)?

Mysticisme dan Syariah sejalan di mana titik temunya adalah Tauhid. Seperti disinggung sebelumnya, keragaman Syariah yang dibawa oleh para nabi ternyata memiliki kesamaan, yakni Tauhid.
Sementara Mysticisme adalah penjelas proses perjalanan menuju Tauhid. Dengan demikian, Mysticisme di samping ruh juga bisa dikatakan sebagai metodologi menuju perjalanan puncak Syariat.
By Papi Udin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube