BREAKING

Senin, 09 Juli 2012

Mengenang Syafruddin Prawiranegara

Pada tanggal 8 juli 2012, HMB (Himpunan Mahasiswa Banten) mengadakan acara yang bertajuk “Tribute to Syafruddin Prawiranegara”, yang hadir sebagai pembicara adalah Mufti Ali (sejarawan), Chalid Prawiranegara (putra Syafruddin prawiranegara), Bonnie Triana (sejarawan muda), Najmudin Busyro, dan sebagai moderator adalah Lili Romli (peneliti LIPI). Acara seminar berjalan lancar, hangat dalam suasana kekeluargaan. Chalid Prawiranegara menjadi tokoh sentral dalm berjalannya acara seminar ini, dikarenakan ia merupakan putra dari tokoh Syafruddin prawiranegara, jejak-jejak historis dari Syafruddin masih melekat secara langsung pada diri chalid, ia mencoba menghadirkan ayahnya sebagai seorang yang bermartabat tinggi, seorang pejuang kemerdekaan, seorang agamawan yang moderat, seorang tokoh nasional, dan seorang yang berasal dari daerah Banten kampung Anyer, Lebak.
Ada wacana yang menarik dari Syafruddin, yaitu mengenai gunting Syafruddin, ide nya mengenai “gunting Syafruddin”, yaitu ketika tahun 1951 masih banyak uang asing yang bertebaran, ada mata uang NICA, mata uang jepang, dan ORI (Oeang Republik Indonesia), karena uang itu telah menyebar luas di masyarakat indoanesia, Syafruddin menelurkan ide untuk menukarkan setiap mata uang asing kemudian diganti dengan mata uang Indonesia, setiap dari nilai mata uang asing yang ditukarkan ke mata uang Indonesia yang bernilai lebih dari lima rupiah harus dipinjamkan kepada negara, kemudian setengahnya lagi boleh dibawa oleh pemilik mata uang asing itu dalam bentuk cash.  Uang yang dipinjamkan setengahnya tersebut kepada negara ditukarkan dalam bentuk surat obligasi yang 20 tahun setelahnya boleh ditukarkan kembali kepada uang senilai dalam surat obligasi tersebut beserta bunganya. Usaha Syafruddin ini sangat bagus dalam perjalanan pemerintahan PDRI, selain sebagai modal awal jalannya pemerintahan, hal ini juga dapat menekan inflasi pada mata uang Indonesia. Kebijakan tersebut juga dinilai menguntungkan bagi masyarakat kecil, masyarakat yang memiliki uang kurang dari lima rupiah tidak perlu menukarkan uangnya.
Usaha Syafruddin tidak hanya sebagai proteksi dari penjajahan belanda, tapi sebagai upaya nasionalisme dan anti kolonialisme yang didengungkan oleh penjajah. pembentukan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) yang diprakarsai bersama Muhammad Hatta adalah upaya penyelamatan NKRI secara utuh agar dapat menjaga kehormatan Indonesia sebagai negara yang bermartabat dan bernasionalisme.
Peran Syafruddin Prawiranegara tidak hanya sebagai orang yang melanjutkan kepemimpinan pemerintahan Indonesia, tetapi juga sebagai orang yang menjaga eksistensi Indonesia sebagai negara yang utuh, yang memiliki kepemimpinan, memiliki rakyat, dan memiliki wilayah yang satu, yaitu Indonesia.
Syafruddin memimpin PDRI selama 6 bulan 22 hari, memimpin Indonesia yang masih berdiri lunglai dan hampir roboh. Tentunya perjuangan Syafruddin tak lepas dari dukungan kawan-kawannya, seperti Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, Agus Salim. Tetapi karena tulisan ini menitik beratkan lebih pada ketokohan Syafruddin Prawiranegara sebagai Presiden darurat pemerintah Indonesia.
Patut diapresiasi seorang negarawan yang bersikap agamis seperti Syafruddin, hidup dalam kesederhanaan meskipun di dalam struktur kepemimpinan pemerintahan ia merupakan salah satu tokoh yang vital dalam perjalanan panjang pada era awal kemerdekaan. Diceritakan pada seminar diatas bahwa Syafruddin merupakan seorang muslim yang moderat, tanpa meninggalkan al-quran ia mencoba untuk menyeimbangkan antara kehidupan saat itu dengan etika keislaman. Syafruddin mengatakan bahwa tidak perlu kaya harta, yang penting hatinya kaya. Artinya segala yang ada apapun pada diri kita haruslah disyukuri sebagai nikmat tuhan yang tak terhingga banyaknya yang diberikan kepada kita.
Acara ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada keluarga Syafruddin Prawiranegara karena kontribusinya yang sangat besar terhadap Indonesia umumnya dan kita sebagai masyarakat Indonesia khususnya, karena jika tak ada Syafruddin Prawiranegara sebagai pemimpin PDRI tentulah diragukan jika eksistensi Indonesia dan kita akan ada.
Terlepas dari siapa Syafruddin Prawiranegara, seorang berketurunan kerajaan Pagaruyung, seorang Minangkabau, seorang Banten, Syafruddin tetaplah Syafruddin yang menjadi perekat bangsa Indonesia, seorang nasionalis yang menjaga keutuhan bangsa dari perpecahan yang dihembuskan oleh penjajah. Terimakasih Pak Ketua...!

1 komentar:

  1. mas saya dari mahasiswa ilmu komunikasi untirta, mau izin nanya punya kontak nomer pak nadjmudin busyro tidak? saya ingin wawancara beliau untuk kepentingan tugas kuliah. mohon dibalas :)

    BalasHapus

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube