BREAKING

Sabtu, 30 Juni 2012

Gulung Tikar Kenangan

Gulung Tikar Kenangan

Menyedihkan. Senja itu aku sendiri keluar kamar. Bukan mencari udara segar. Mungkin cukup secangkir kopi. Menyeruputnya demi sedikit, diasapi samsu, dan satu lagi, mendengarkan cerita. Cerita apa saja, dari seorang teman atau kenalan. Ku pikir itu sejenak membantuku melupakan diri sendiri yang kacau. Mungkin juga, Pendengar Cerita adalah profesi baru yang belum banyak orang tahu. Barangkali.

Langit cerah sore itu. Setelah adzan magrib, ku saksikan jejak surya berupa mega kemerah-merahan. Seperti wajah pengantin baru malu-malu mau masuk kamar.

Tapi sudahlah, yang penting akhirnya ada satu teman ngopi dan siap ku dengarkan ceritanya. Cerita apa saja.
Kami berdua meluncur, menyeberangi deras lintas jalanan, mencari sebuah angkringan, yang kalau tak salah berlokasi di Jl. Pisangan. Ternyata tutup. Mungkin bangkrut.

Kami meluncur lagi, berbalik arah, memotong jalan, menuju daerah Mabad. Menurut temanku itu, ada sebuah angkringan juga di sana. Ia pernah ngopi bersama pacar yang telah berubah mantan, beberapa waktu silam.

Aku setuju. Sekalian mengantarnya ke muara nostalgia. Mengusap-ngusap pudaran memori, dan apa sajalah.
Apapun bisa mengikat kenangan. Entah suara, warna, tempat, juga bau Termasuk angkringan yang kami tuju.
Hmm, pasti temanku ini akan bolak-balik cerita tentang mantannya, melebihi panjang jarak tempuh roda motor atau sekuat dan setabah semburan lumpur Lapindo. Mengingat akhir kisah mereka kurang stabil. Begitu yang ku terima menurut kesaksian beberapa teman dan saksi kunci.

Di atas motor yang kami kangkangi, muter-muter tak ketemu. Angkringan itu tanpa bekas. Tutup pun tidak. Tak ada jejak. Mungkin gulung tikar.

Begitulah, kenangan seorang teman yang gulung tikar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube