BREAKING

Sabtu, 30 Juni 2012

Dilema Ushuluddin Menuju "The Dark Age"

Dilema Ushuluddin Menuju "The Dark Age"

@Abdullah

            Dark Age atau zaman kegelapan, merupakan era di mana benua eropa saat itu dilingkupi oleh berbagai kegelapan,disaat keruntuhan kerajaan romawi, disaat kaum barbar meraja dan para intelektual mengalami kemundurannya. Disaat kekuasaan tertinggi dimiliki oleh bapak-bapak dari gereja serta hak-hak kemanusiaan tidak diakui. Manusia mengalami kemundurannya dari segi moral, ilmu pengetahuan, dan agama yang dilegtimasi oleh para bapak (penguasa gereja). Era ini berlangsung (476–800).
            Manusia sebagai makhluk yang unik yang memiliki dirinya dan bisa melakukan terobosan tidak diakui di zaman ini, pola kehidupan masyarakat telah diatur sedemikian rupa oleh bapak-bapak gereja. Bapak gereja yang diibaratkan dengan tuhan yang berkuasa dalam sebuah wilayah kekuasaan  .
            Hal ini sepertinya cocok untuk disandingkan dengan Ushuluddin saat ini, Ushuluddin yang pernah memasuki masa emasnya, di mana Ushuluddin melahirkan tokoh-tokoh penuh inspirasi dan gebrakan baru, orang-orang yang memiliki dirinya sendiri dan yang mempengaruhi peradaban Indonesia. Orang yang mewarnai lingkup pemikiran-pemikiran besar dalam konteks keIndonesiaan yang menggebrak para konservatif kepada sebuah kesatuan Indonesia.
            Orang-orang itu adalah tokoh pemikir pembaharu Islam kaliber dunia, pemikir pembaharu dan pemersatu Indonesia, yang lahir dari rahim Ushuluddin, lahir dari fakultas yang dahulu menjadikan manusia sebagai manusia yang unik, yang penuh dengan inspirasi dan semangat pembaharuan atas berbagai pemikiran yang kolot. Orang-orang suci yang memiliki niat tulus untuk perubahan yang diinginkan oleh bangsa Indonesia, bangsa yang super multi.
            Era pembaharuan oleh orang-orang suci itu baru saja berlalu, Ushuluddin mulai memasuki zaman yang kelabu, zaman yang mulai dikerubungi oleh kegelapn, di mana “Bapakk” fakultas berbicara maka ia diikuti layaknya tuhan, layaknya citra tuhan yang hadir di bumi Ushuluddin, segala yang berasal dari Bapak Ushuluddin merupakan sesuatu yang suci, yang harus diikuti oleh segenap rakyat Ushuluddin. Ia adalah dewa yang memiliki jiwa segenap rakyat Ushuluddin, dewa yang ditasbihkan sebagai simbol kegelapan.
            Kekuasaan Bapak Ushuluddin bagaikan sesuatu yang mutlak, mereka yang kafir dari Bapak Ushuluddin akan merasakan hidup bagaikan berada di neraka, berada di tempat yang tidak pernah mereka inginkan sebelumnya, seakan mereka berharap tidak pernah untuk lahir di bumi Ushuluddin, di fakultas yang dijanjikan.
            Era keemasan yang pernah dicapai Ushuluddin mulai menunjukkan warna kepudarannya, hari-hari Ushuluddin tidak lagi berwarna seperti era yang baru saja berlalu, ia tidak lagi dipenuhi oleh calon orang-orang suci yang akan mencetak peradaban baru, tidak lagi diisi oleh orang-orang yang memiliki dirinya sendiri, melainkan hanya diisi oleh orang-orang yang menginginkan stempel, nilai, dan penghargaan dari para Bapak-bapak fakultas. Mereka telah kehilangan moral yang sudah ada diciptakan oleh orang-orang suci terdahulu.
Akan kah era itu benar-benar hilang dan berganti kepada zaman kegelapan? Mari kita saksikan bersama...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube