BREAKING

Senin, 19 Maret 2012

Ibn-Khaldun



Tema : Pemikiran Ibn Khaldun                                  Prodi               : Akidah Filsafat V/A
Oleh    : Dani Ramdani                                               Fakultas         : Ushuluddin
NIM    : 109033100026                                              Dosen             : Nanang Tahqiq

Abstrak
Ibn Khladun is the exception of the Arab world of thought. At the time when the world thought of stagnation Arab, Ibn Khaldun would appear with a brilliant mind. He is a Muslim historians suggest only that the social and economic reasons for the change history, Almost all of the conceptual framework set out thinking Ibn Khaldun in the al-muqadddimah. In al-Muqaddimah, the Khaldun explains that history is a record of human societies or perdaban world, about the changes that occur, the subject of human nature. This is in line with the notion of Universal History (or world) who want an understanding of the overall experience of past human life totally to view the messages in the message useful distinction for the future.
in this paper, the authors will try to unravel some of the thinking of Ibn Khaldun, and its influence on world civilization, especially the changes taking place in the world of Islamic thought.
(Ibn Khladun adalah perkecualian dari dunia pemikiran Arab. Di saat dunia pemikiran Arab mengalami kemandegan, Ibn Khaldun justru muncul dengan pemikirannya yang cemerlang.Dia adalah seorang sejarawan muslim satu-satunya yang menyarankan alasan sosial dan ekonomi bagi perubahan sejarah, Hampir semua kerangka konsep pemikiran Ibnu Khaldun tertuang dalam al-muqadddimah. Di al-muqaddimah tersebut, Khaldun menerangkan bahwa sejarah adalah catatan tentang masyarakat manusia atau perdaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi, perihal watak manusia. Hal ini sejalan dengan pengertian Sejarah Universal (atau dunia) yang menginginkan pemahaman atas keseluruhan pengalaman kehidupan masa lampau manusia secara total untuk melihatnya pesan-pesan perbedaan pada pesan yang berguna bagi masa depan.)
di dalam tulisan ini, penulis akan mencoba sedikit mengurai tentang pemikiran ibn khaldun, dan pengaruhnya terhadap peradaban dunia, khususnya perubahan yang terjadi di dunia pemikiran islam.

Pendahuluan
Pada saat dunia pemikiran barat mengalami masa kejatuhan atau kegelapan (abad pertengahan), di situlah Islam mulai mengambil alih peran dan memasuki masa-masa kejayaannya. Terbukti dengan banyak bermunculannya para tokoh pemikir yang mempengaruhi roda peradaban sejarah seperti al-kindi, al-farabi, ibn Sina, al-ghazali, ibn Rusyd dan lain sebagainya. Dunia terus berubah kecuali perubahan itu sendiri bahwa ia tidak akan pernah berubah. Pun sama halnya dengan Barat, Islam mulai merasa di atas angin dalam pemikiran yang bersipat falsafi ketika telah mencapai titik kejayaan. Akan tetapi pada akhirnya Barat mulai mengambil alih peran peradaban dunia melalui renaisanse yaitu pada adab XII.
Ketika dunia pemikiran Islam mulai menemukan titik kejumudan intelektual, Ibnu Khaldun (1 Ramadan 732 H./27 Mei 1332 M) datang membawa angin segar bagi perkembangan peradaban dunia. Ibnu Khaldun sebagai seorang pemikir Islam merupakan bagian dari  produk sejarah dunia. Oleh karena itu, untuk dapat memahami dan membaca pola pemikirannya, aspek sejarah  yang meliputinya baik itu budaya, social, ekonomi dan politik pada saat itu dan tokoh yang mempengaruhinya tidak dapat dilepas begitu saja. Al-Muqaddimah yang merupakan magnum ovus buah pemikiran Ibnu Khaldun itu diilhami dari kitab undang-undang umat muslim yaitu al Qur'an, sebagai sumber utama dan pertama ajaran Islam. Dengan demikian, pemikiran Ibnu Khaldun dapat dibaca melaui setting sejarah yang meliputinya.
Sebagai seorang pemikir Muslim, pemikiran Ibnu Khaldun sangat rasional dan banyak berpegangan pada logika, sehingga dapat dipertanggung jawabkan validitas kebenarannya. Tokoh yang paling dominan mempengaruhi pemikiran filsafatnya adalah al-Ghazali (1105-1111 M), meskipun pemikiran Ibnu Khaldun sangatlah berbeda dengan al-Ghazali dalam masalah logika. Al-Ghazali jelas-jelas menentang logika, karena hasil pemikiran tidak dapat diandalkan.
Sedangkan Ibnu Khaldun masih menghargai logika sebagai metode dasar pemikiran yang dapat melatih seseorang berpikir sistematis. Namun ada juga pandangan lain bahwa Ibnu Khaldun mendapat pengaruh Ibnu Rusyd (1126-1198 M) yaitu dalam masalah keselarasan hubungan antara filsafat (akal) dan agama (wahyu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube