BREAKING

Kamis, 15 September 2011

Presiden Miniatur


Kebanggaan suatu bangsa terhadap negara lebih disebabkan pada prestasi serta identitas jelas negara bersangkutan. Prestasi negara; baik ekonomi, sosial dan intelektual menunjukan kebesaran serta kesungguhan jajaran pemerintah dalam memajukan negeri yang mereka bina. Hal ini akan membuat masyarakat percaya diri dan selalu akan berusaha menjadi yang terbaik bagi negara; terciptanya nasionalisme natural.

Identitas negara yang jelas, menyadarkan kepada rakyat arah tujuan sebuah bangsa, sehingga secara keseluruhan mereka menyadari kebutuhan negara. Mereka akan berada pada suatu titik yang jelas; loyalitas penuh pada negeri.

Negara dengan prestasi dan identitas yang jelas menjadi idaman setiap bangsa. Tentu negara seperti ini akan membela hak-hak warga negaranya, ia akan menjadi pelindung utama dari kesulitan mereka.

Ironis sekali, negeri kita -Indonesia- belum memiliki prestasi maupun identitas. Oleh karena itu tidak jarang warga negara ini terlantar dan hina di negeri orang, bahkan dinegeri sendiri. Negara tidak lagi mempedulikan rakyatnya.

Rakyat mulai kecewa atas tindakan pemerintah yang acuh. Mereka putus asa, tidak berdaya, bahkan atas tekanan warga negara lain; berbagai kasus pembunuhan dan penyiksaan TKW "yang dianggab pahlawan devisa negara" berjalan begitu saja seakan tak berbekas. Seakan bangsa ini tidak memiliki kepala negara atau memiliki kepala negara miniatur.

Ketidak berdayaan rakyat kini terlihat dalam kasus Ruyati. Seorang WNI yang dihukum pancung tanpa ada pengawalan dari negara. Bahkan keluarga Ruyati baru mengetahui keadaannya setelah dihukum pancung.

Mantan Menko perekonomian Rizal Ramli menegaskan acuhnya pemerintah terhadap rakyat. Ia menegaskan bahwa pemerintahan Arab Saudi sangat feodal, sehingga dalam kasus ini tidak cukup hanya diselesaikan oleh seorang menteri atau pejabat lainnya. Selayaknya presiden yang harus turun langsung didalamnya.

Ia mencontohkan Gus Dur dalam menyelamatkan nyawa seorang TKW yang akan dieksekusi mati, dengan menemui langsung raja Fahd (untuk mendapat keringanan). ia juga menuturkan bahwa anggaran negara yang diperoleh dari TKI sangat besar, sehingga pemerintah wajib memberikan pengacara hebat dalam kasus yang dihadapi TKI.

Lebih lanjut, Rizal mwenyarankan agar Presiden SBY datang ke Arab Saudi dan mengadakan pembicaraan mengenai TKI yang ada disana. Mengadakan perjanjian yang bersifat menguntungkan pihak TKI.

Kini rakyat terlanjur kecewa terhadap pemerintah, merasa disisihkan dan hidup tanpa pelindung. Entah sampai kapan ini akan berakhir, Indonesia menjadi negara berprestasi dan memiliki identitas yang jelas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube