BREAKING

Rabu, 12 Juni 2013

Meng-Islam-kan Muslim



Meng-Islam-kan Muslim
Oleh: Ihya Ulumuddin

Kita sering mndengar kata meng-Islam-kan muslim yang terdapat di buku-buku atau artikel-artikel, dan sudah pasti  dari tema di atas kita akan menebak Islam yang kita jalani ini sebagai agam dan aqidah sudah tidak kondusif lagi dibanding pada masa nabi Muhammad SAW. Sebagai inti dari tema tersebut kondisi Islam harus di kembalikan kepada kesucian seperti layaknya pada zaman nabi Muhammad SAW. Akan tetapi tujuan saya menulis catatan kecil ini dengan tema meng-Islam-kan muslim sangat bertolak belakang sekali dengan pengasumsian tadi, dan saya bertujuan dari tema meng-Islam-kan muslim ini untuk mengembalikan Islam kepada Islam yang sebenarnya, yang telah di bawa oleh Abraham ( Ibrahim as ).

Untuk mengungkap habis tentang Islam Ibrahim ini, mari kita kembali ke sejarah awal di turunkanya agama.
Kalau kita tilik pada biografinya yehudza (salah satu anak Ya’qub yang seterusnya banyak sekali pengikutnya, sehingga setelah Ya’qub tiada mereka berinisiatif untuk mendirikan sebuah golongan Yahudi yang mengklaim mereka hanya satu-satuya pengikut Ibrahim) dan Ya’qub anak dari siti Sarah (salah satu istri yang di anggap oleh Ibrahim karna dua lagi dari istrinya tidak dianggap istri, malah dianggap sebagai Gundik, yaitu siti hajar dan siti kanturah). Kita kembali ke Yahudi. Kesombongan, keangkuhan kepekaan akan sesuatu yang bersifat mistik dan sakral menjadi karakteristik dari kaum Yahudi, sehingga mereka dilanda kekacauan aqidah dan disitu diturunkanlah figur Moses/Musa berperan untuk memperbaiki dan meluruskan kembali ajaran mereka dengan satu pedoman yaitu perjanjian lama (Taurat). Dan satu hal lagi yang sangat penting, di dalam taurat tidak terdapat ajakan dari musa untuk mendirikan agama baru, begitu juga dengan Yesus/Isa, di dalam perjanjian baru/injil tidak tertera ajaran untuk mendirikan agama, dan juga Islam Muhammad, di dalam al-qur’an tidak tercantum ayat-ayat yang memerintahkan untuk mengikuti agama Muhammad, yang ada dari ke tiga kitab itu adalah ajakan untuk kita kembali kepada agama Ibrahim, yaitu Islam. Mengapa dikatakan agama Ibrahim itu Islam? Berdasarkan al-qur’an surah Ali Imran ayat 62 yang artinya: “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang nasrani, akan tetapi ia adalah seorang muslim yang lurus (taat), dan ia bukanlah seorang yang musyrik”.

Semua peran nabi kepada umatnya kecuali Ibrahim, menurut saya, hanya memperbaiki masyarakatnya pada saat itu yang bobrok akan aqidah Islam, bukan untuk saling mendirikan ajaran-ajaran agama baru, sehingga klaim inilah yang membuat umat manusia saling berperang menumpahkan darah untuk mempertahankan agama mereka, padahal salah besar jika statmenya seperti ini. Menurut saya agama itu hanya ada satu. Yaitu, Islam. Adapaun agama-agama yang lain seperti budha, hindu, konghucu, dan sebagainya itu hanya sebatas forum atau golongan saja, karna pencetus-pencetus agama mereka oun tidak mengajarkan untuk membuat sebuah agama, mereka hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran filosofisnya saja.

Oleh karenanya Muhammada dikatakan sebagai penutup para nabi yang membawa agama (sudah tidak perlu nabi lagi), karna memang al-Qur’anya sendiri sudah lengkap dan sudah mencakup isi dari semua kitab-kitab.
Seperti yang dikatakan Al-Syahrastani di dalam kitabnya al-Milal wa al-Nihal di jelaskan bahwa isi dari kitab taurat hanyalah akhlak, mau’idzah petunjuk-petunjuk (menuju jalan yang lurus) begitu juga di dalam injil hanya berisi Al-Amtsal simbol, dan rumus-rumus. dan dari semua ajaran yang terdapat di dalam kedua kitab itu maupun kitab-kitab agama lain sudah termaktub di dalam al-Qur’an.

Satu inti dari saya. Agama hanya satu yaitu Islam Ibrahim, jangan banyak-banyak, nanti malah menjadikan umat manusia ini tidak rukun lagi dan saling berperang demi agamanya.

Ciputat, 10 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2009 Piush
    Twitter Facebook Google Plus Vimeo Videosmall Flickr YouTube